GELORA.CO - Pernyataan Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman yang menyebut semua agama benar di mata Tuhan menuai kritik dari banyak pihak.
Bahkan, Letjen Dudung sempat menjadi topik bahasan hangat warganet hingga trending topik.
Sejumlah pihak tidak sependapat dengan apa yang disampaikan Letjen Dudung.
Meski demikian, tidak sedikit yang menganggap pernyataan itu benar bahkan memberikan pujian.
Seperti yang disampaikan Pegiat Media Sosial, Denny Siregar.
Bahkan, menurut Denny, ia merasakan ada getaran di hatinya ketika mendapati pernyataan dari Letjen Dudung tersebut.
"Pernyataan Pangkostrad Letjen TNI Dudung, "Semua agama itu benar di mata Tuhan.." itu membuat hati gua nyesss..." tulis Denny Siregar di Twitter pribadinya, dikutip pada Jumat (17/9/2021).
Denny bahkan mendoakan Letjen Dudung kelak bisa menjadi Panglima TNI
"Pangkostrad begitu dewasa dalam menyikapi perbedaan dengan statemennya yang bijak. Semoga kelak anda menjadi Panglima TNI, Jenderal !" tandasnya.
Pernyataan Letjen Dudung
Sebelumnya, Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen Dudung Abdurachman melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 9/Lang-Lang Bhuana Kostrad di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (13/9).
Dudung datang didampingi Inspektur Kostrad Mayjen Ilyas Alamsyah, Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 1 Kostrad Mayjen Dedy Kusmayadi, Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapok Sahli) Pangkostrad Brigjen Ardi Heri, para Asisten Kaskostrad, Kepala Penerangan Kostrad, dan Kepala Hukum (Kakum) Kostrad.
Di depan anggota personel Yon Zipur 9 Kostrad dan ibu Persit, Dudung menyampaikan, pada masa pandemi Covid-19, semua pihak sebaiknya selalu mengutamakan pola pikir postif mengenai kesehatan.
Hal itu karena sumber dari sakit, salah satunya berasal dari pola pikir.
Dudung pun mengimbau kepada seluruh prajurit agar selalu bersyukur apapun pangkat yang didapatkan saat ini. Menurut dia, semua manusia pasti mempunyai masalah masing-masing.
"Sebagai prajurit, kita harus bersyukur dengan kondisi keluarga saat ini masih diberikan kesehatan, bersyukurlah mempunyai istri apapun bentuknya, karena itu semua adalah pilihan kita,' ucap Dudung dalam siaran pers Penerangan Kostrad, Senin.
Dudung juga menyampaikan pesan kepada prajurit agar cermat dalam menyikapi berita yang beredar, terutama di media sosial. Eks Panglima Kodam Jaya itu mengingatkan, prajurit jangan mudah mengirim berita yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dia juga meminta prajurit jangan mudah terprovokasi berita hoax. Tidak lupa, ia meminta mereka menghindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.
"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," ucap Dudung
Kritik dari petinggi MUI
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH M Cholil Nafis bahkan mengatakan, persepsi bahwa semua agama benar adalah kurang tepat.
Sebab, setiap pemeluk agama meyakini bahwa agama yang dianutnya-lah adalah agama yang benar sesuai keyakinannya.
“Semua agama benar”. Itu menurut pancasila untuk hidup bersama di Indonesia. Tapi dalam keyakinannya masing-masing pemeluk agama tetap yang benar hanya agama saya. Nah, dalam bingkai NKRI kita tak boleh menyalahkan agama lain apalagi menodai. Toleransi itu memaklumi bukan menyamakan," tulis KH Cholil Nafis di Twitter, dikutip pada Rabu (15/9/2021)
Sebagai muslim, KH Cholil berpandangan bahwa Islam adalah agama yang benar.
Begitu juga dengan pemeluk agama lain yang meyakinan agamanya benar.
"Bagi kami umat Islam yg benar adalah hanya agama Islam. Kita wajib meyakininya agar iman menancap di hati. Hanya dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara kita harus punya bertoleransi kpd umat beragama lain. . Posisi TNI dan pemerintah tentu mengayomi semua umat beragama," jelasnya.
Maka dari itu, dia meminta agar tidak adalagi pandangan yang menyamakan semua agama dan ajaran.
Cukup dengan toleransi dan menghargai sebagai bentuk menjaga persatuan sesama anak bangsa.
"Yang sama jangan dibeda2-kan apalagi dipertentangkan dan yang memang beda jangan disama2-kan. Namun kita tetap harus saling memaklumi dan menghargai. Begitulah makna toleransi yang saya pahami," ungkapnya. [tribun]