GELORA.CO - Objektivitas serta validasi dua lembaga survei yang menempatkan PDI Perjuangan berada di urutan teratas dipertanyakan. Sebab, elektabilitas itu tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan, di mana publik mulai kritis pada pemerintahan Joko Widodo dan PDIP.
Begitu kata pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam menanggapi hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Survei & Polling Indonesia (SPIN) dan lembaga Arus Survei Indonesia (ASI).
"Validitas survei yang dilakukan SPIN dan ASI masih sangat diragukan. Mengingat apabila melihat penanganan Covid-19 dan utang pemerintah yang terus menggunung, maka di mana analisa objektivitas terhadap hasil survei SPIN dan ASI tersebut," ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis siang (9/9).
Publik kata Saiful, pasti bertanya-tanya tentang metode yang digunakan dan sampelnya siapa saja. Penjabaran ini penting karena hasil kedua lembaga survei tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
"Saya kira kalau melihat kinerjanya pemerintahan Jokowi dan PDIP baik di eksekutif maupun legislatif, sangat kurang tepat menilai dengan penilaian yang baik,” tutupnya.
Dalam survei SPIN, PDIP berada di urutan paling edngan elektabitas 18,9 persen. Sementara di posisi kedua dan ketiga dihuni oleh Gerindra 13,3 persen dan Golkar 11,1 persen.
Hal serupa tidak jauh beda dengan hasil survei ASI. PDIP berada di urutan paling atas dengan angka 18,4 persen, Partai Gerindra 11,1 persen dan posisi ketiga ditempati Partai Golkar 10,5 persen. [rmol]