GELORA.CO - Dalam perspektif kaum Muslimin, Islam merupakan agama satu-satunya di yang dibenarkan (diridhai) Allah SWT dan tidak ada yang menyamainya. Tentang Allah SWT ridha kepada agama Islam ditegaskan dalam surah Al-Imran ayat 19 yang artinya:
"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."
"Ayat ini menurut Ibn Katsir mengandung pesan dari Allah, bahwa tiada agama di sisi-Nya, dan yang diterima-Nya dari seorang pun kecuali Islam," tulis Prof Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah.
Makna Islam yakni mengikuti rasul-rasul yang diutus-Nya setiap saat hingga berakhir dengan Muhammad Saw. Dengan kehadiran beliau, telah tertutup semua jalan menuju Allah kecuali jalan dari arah beliau, sehingga siapa yang menemui Allah setelah diutusnya Muhammad saw dengan menganut satu agama selain syariat yang beliau sampaikan, maka tidak diterima oleh Nya. Ini sebagaimana firman-Nya. "Barang siapa mencari agama selain Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (Al-Imran 85).
Jika demikian, dia menjelaskan, Islam adalah agama para nabi karena Istilah Muslimin digunakan juga untuk umat-umat para nabi terdahulu. Karena itu, mengutip asy-Sya‘rawi Islam tidak terbatas hanya pada risalah Sayyidina Muhammad Saw saja. Tetapi Islam adalah ketundukan makhluk kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam ajaran yang dibawa oleh para rasul, yang didukung oleh mukjizat dan bukti-bukti yang meyakinkan.
Hanya saja, kata Islam untuk ajaran para nabi yang lalu merupakan sifat. Sedangkan umat Nabi Muhammad Saw memiliki keistimewaan dari sisi kesinambungan sifat itu bagi agama umat Muhammad, sekaligus menjadi tanda dan nama baginya. Ini karena Allah tidak lagi menurunkan agama sesudah datangnya Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya, ulama Mesir kenamaan itu mengemukakan, bahwa nama ini telah ditetapkan jauh sebelum kehadiran Nabi Muhammad saw. Firman Allah yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim dan diabadikan Aquran menyatakan: “Dia (Illah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam Alquran." (Al-Hajj 78).
Karena itu pula, agama-agama lain tidak menggunakan nama ini sebagaimana kaum muslimin ddak menamai ajaran agama mereka dengan Muhammadinisme. Di sisi lain diamati, bahwa dalam Alquran tidak ditemukan kata Islam sebagai nama agama kecuali setelah agama ini sempurna dengan kedatangan Nabi Muhammad saw.
Dari semua yang dijelaskan di atas, tidak keliru jika kata Islam pada ayat ini dipahami sebagai ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, karena baik dari tinjauan agama maupun sosiologis. Itulah nama ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. Secara akidah Islamiyah, siapa pun yang mendengar ayat itu dituntut untuk menganut ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
Walaupun di mata Allah, semua agama yang dibawa oleh para rasul adalah Islam, sehingga siapa pun sejak Adam hingga akhir zaman yang tidak menganut agama sesuai yang diajarkan oleh rasul yang diutus kepada mereka, maka Allah tidak menerimanya. [republika]