GELORA.CO - Taliban telah menyelesaikan persiapan pengumuman susunan pemerintahan baru Afghanistan.
"Persiapan untuk pengumuman pemerintahan Islam sudah selesai," ujar jurubicara Taliban Ahmadullah Muttaki, seperti dikutip Sputnik, Selasa (7/9).
Ia mengatakan, Taliban akan segera mengumumkannya. Meski begitu, sejauh ini belum ada rincian apakah Abdul Ghani Baradar akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan seperti yang dilaporkan media.
Selain itu, Taliban juga mengatakan, konstitusi Afghanistan akan direvisi atau diubah di bawah pemerintahan baru.
Pada Senin (6/9), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Washington masih jauh untuk mengakui pemerintah Taliban di Afghanistan.
Sementara itu, pada pekan lalu, Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod Taliban telah menyelesaikan persiapan pengumuman susunan pemerintahan baru Afghanistan.
"Persiapan untuk pengumuman pemerintahan Islam sudah selesai," ujar jurubicara Taliban Ahmadullah Muttaki, seperti dikutip Sputnik, Selasa (7/9).
Ia mengatakan, Taliban akan segera mengumumkannya. Meski begitu, sejauh ini belum ada rincian apakah Abdul Ghani Baradar akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan seperti yang dilaporkan media.
Selain itu, Taliban juga mengatakan, konstitusi Afghanistan akan direvisi atau diubah di bawah pemerintahan baru.
Pada Senin (6/9), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Washington masih jauh untuk mengakui pemerintah Taliban di Afghanistan.
Sementara itu, pada pekan lalu, Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod mengatakan pihaknya tidak akan mengakui pemerintah Taliban.
Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus, kemudian mengumumkan perang telah berakhir. Kemudian pada malam 31 Agustus, militer AS meninggalkan bandara Kabul sesuai rencana, mengakhiri kehadiran militer Amerika selama hampir 20 tahun di Afghanistan. pihaknya tidak akan mengakui pemerintah Taliban.
Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus, kemudian mengumumkan perang telah berakhir. Kemudian pada malam 31 Agustus, militer AS meninggalkan bandara Kabul sesuai rencana, mengakhiri kehadiran militer Amerika selama hampir 20 tahun di Afghanistan.(RMOL)