GELORA.CO - Kejadian pembagian sembako bantuan presiden (banpres) di Kota Cirebon saat Kunjungan Kerja (Kunker) Presiden Joko Widodo pada Selasa (31/8), kembali menimbulkan kerumunan warga dan dikritisi banyak pihak.
Salah satu yang menyampaikan kritikannya ialah Pengamat Politik Universitas Nasional, Andi Yusran. Dia menilai, perilaku Jokowi yang memberikan banpres dari dalam mobilnya sendiri ataupun melalui rombongannya tidak etis dilihat.
"Sebaiknya Jokowi mengakhiri perilaku 'bantuan langsung lempar' (BLL), karena itu tindakan yang bertentangan dengan etika ketimuran kita (pelanggaran fatsoen budaya)," ujar Andi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu dini hari (4/9).
Selain itu, kesan mempertontonkan kelas sosial dalam kejadian pembagian banpres tersebut sangat nampak dilihat masyarakat. Sehingga Andi secara pribadi mengecam perbuatan Jokowi tersebut, yang akan menimbulkan citra buruk bangsa di mata dunia.
"Perilaku Jokowi seperti itu juga seakan merendahkan martabat bangsa di mata internasional. Indonesia bisa dipersepsiksn sebagai negara dengan tingkat keparahan kemiskinan," tuturnya.
Meskipun tujuan pemberian banpres di Cirebon tersebut adalah untuk membantu masyarakat setempat, namun Andi memandang perlu Jokowi untuk memperbaiki pola pendistribusiannya. Yakni dengan cara-cara yang lebih bernilai manusiawi.
"Lebih beradab jika Jokowi menyalurkan bantuannya melalui Baznas, dan 'malaikat' akan mencatatnya sebagai amal jariyah yang jauh dari riya," tutupnya(RMOL)