GELORA.CO - Terdakwa kasus korupsi Irjen Napoleon Bonaparte diduga menganiaya tersangka kasus dugaan penistaan agama Muhammad Kece alias Kace di Rutan Bareskrim Polri. Pengacara Irjen Napoleon, yang juga Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani, menyebut kliennya itu tidak mungkin melakukan penganiayaan, apalagi pemukulan.
"Pak Napoleon Bonaparte itu tidak pernah menyatakan bahwa dia melakukan penganiayaan dan melakukan pemukulan," ujar Ahmad Yani saat dihubungi, Selasa (21/9/2021).
Ahmad Yani menjelaskan Irjen Napoleon justru dianggap sebagai 'bapak' di dalam Rutan Bareskrim. Ahmad Yani menyebut pernyataan tersebut merupakan testimoni dari Syahganda Nainggolan, Anton Permana, hingga Gus Nur yang pernah bersama-sama mendekam di rutan bersama Irjen Napoleon.
Sebagai informasi, Syahganda dan Anton juga merupakan pentolan KAMI. Keduanya sama-sama pernah ditangkap Bareskrim Polri.
"Napoleon Bonaparte ini kan dianggap 'bapak', melindungi, mengayomi, bahkan mencegah kalau ada orang yang ingin melakukan kekerasan seperti itu," tuturnya.
"Itu bisa ditanyakan, kan sudah ada testimoni namanya Gus Nur, ada testimoni Syahganda Nainggolan, ada testimoni Anton Permana yang mereka-mereka sama-sama di sana (rutan)," sambung Ahmad Yani.
Selain itu, Ahmad Yani membantah jika dikatakan Napoleon memanfaatkan statusnya sebagai jenderal bintang 2 atau irjen di dalam rutan. Dia kembali mengungkit testimoni Syahganda dan Gus Nur, di mana Napoleon adalah jenderal yang humanis.
"Tanya saja kepada penjaga rutan, orang-orang yang ada di blok, apa betul dia memanfaatkan bahwa dia pangkatnya jenderal dan sebagainya seperti itu. Apakah tidak menghargai, menghormati, seperti itu. Napoleon Bonaparte ini adalah jenderal yang humanis. Itu bukan saya yang menyatakan. Itu Syahganda Nainggolan, Pak Gus Nur, yang pernah bersama-sama mereka di sana," jelasnya.
Lebih lanjut, kata Ahmad Yani, berdasarkan kesaksian pentolan KAMI yang pernah ditahan di Rutan Bareskrim, Napoleon tidak mendukung aksi kekerasan di rutan. Dia menegaskan Irjen Napoleon memiliki sifat mengayomi.
"Tapi yang saya dapat info dari Gus Nur, Syahganda Nainggolan, Anton Permana, justru selama ini hampir 10 bulan lebih itu Pak Napoleon itu betul-betul mengingatkan sesama, jangan ada pemukulan, tindakan kekerasan, dan sebagainya. Makanya dia dianggap dibapakkan betul," kata Ahmad Yani.
"Pak Napoleon itu jarang keluar kamar. Dia lebih banyak di dalam kamar, lebih banyak membaca. Kecuali diundang memberi sambutan, ceramah, memimpin upacara," imbuhnya.
Sebelumnya, Irjen Napoleon Bonaparte diduga menganiaya tersangka kasus dugaan penistaan agama Muhammad Kece alias Kace. Polisi mengatakan Kace tidak melawan saat dipukul dan dilumuri kotoran manusia oleh Napoleon.
"Jadi pada saat NB (Napoleon Bonaparte) melakukan pemukulan dan melakukan perbuatan melumuri kotoran atau dengan tinja, itu si korban tidak melakukan perlawanan apa-apa," ujar Dirtipidum Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi kepada wartawan, Selasa (21/9).
Penganiayaan diduga terjadi pukul 00.30-01.30 WIB di sel isolasi Kace. Irjen Napoleon Bonaparte diduga mengajak tiga tahanan lain ke dalam sel Kace, salah satunya adalah eks Panglima Laskar FPI Maman Suryadi.
Brigjen Andi mengatakan Irjen Napoleon Bonaparte yang memukul dan melumuri kotoran ke Kace. Sedangkan tiga tahanan lain diduga tidak ikut memukul atau melumuri kotoran. (detik)