GELORA.CO - Partai Demokrat (PD) membantah klaim pengacara Yusril Ihza Mahendra yang menyebut para kader Demokrat menyerang pribadinya.
Partai Demokrat menilai yang disampaikan sejauh ini adalah fakta terkait hubungan Yusril dengan Demokrat pada Pilkada 2020 yang lalu.
"Jika kita cermati dengan seksama pernyataan Bang Andi Arief dan Bang Rachland Nashidik tak ada yang bersifat atau berbentuk serangan pribadi terhadap Prof. Yusril Ihza Mahendra.
Yang dipresentasikan adalah fakta untuk menjelaskan tentang relasi YIM dengan Partai Demokrat pada Pilkada serentak 2020 yang lalu," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, saat dihubungi, Sabtu (25/9/2021).
Kamhar menilai yang disampaikan para kader Demokrat sejauh ini justru untuk membantah argumentasi Yusril terkait judicial review AD/ART Demokrat yang dinilai sebagai terobosan hukum karena ketiadaan otoritas negara. Dia lantas mempertanyakan AD/ART Partai Yusril yang dinilai belum tentu lebih demokratis.
"Yang dipertanyakan kenapa hanya AD/ART Partai Demokrat? Kenapa AD/ART partai lain tidak? Termasuk partainya sendiri selaku Ketum PBB yang AD/ART-nya belum tentu lebih demokratis," ucapnya.
Lebih lanjut, Kamhar juga mempertanyakan maksud terselubung agenda judicial review AD/ART Partai Demokrat yang diinisiasi Yusril bersama 4 mantan kader Demokrat. Dia menyebut langkah Yusril dan 4 mantan kader Demokrat justru membuka pintu intervensi otoritas tertentu mengacak-acak Partai Demokrat.
"Tak hanya itu, juga mempertanyakan maksud terselubung dari agenda judicial review AD/ART tersebut yang justru terbaca bukan untuk memperkuat demokrasi, malah membuka pintu masuknya otoritas tertentu yang terafiliasi dengan kekuasaan untuk mengobok-obok dan mengintervensi kedaulatan partai politik yang menjadi institusi politik dan pelembagaan demokrasi," tuturnya.
Kamhar juga meminta agar Yusril tidak perlu emosional menanggapi statemen para kader Demokrat. Menurutnya hal itu hanya sebatas memberikan edukasi terhadap publik.
"Jadi jauh panggang dari api. Ini penting untuk mempresentasikan kepada publik agar menjadi terang benderang, tak terdistorsi atau dimanipulasi, ini juga sekaligus untuk mengedukasi publik. Karenanya Prof. YIM tak perlu emosional merespon argumentasi-argumentasi yang disampaikan Bang Andi Arief dan Bang Rachland Nashidik di ruang publik," ujarnya.(detik)