GELORA.CO - Seorang pastor Italia yang dikenal dengan homilinya yang gemerlap telah ditangkap polisi atas tuduhan mencuri ribuan euro dana gereja dan sumbangan jemaat. Uang itu dia gunakan untuk membeli narkoba dan menggelar pesta s*ks gay.
Pastor Francesco Spagnesi, 40, seorang imam Gereja Katolik Roma yang sangat dihormati asal Prato dekat Florence, ditangkap tapi diperintahkan hakim Pengadilan Prato untuk dijadikan tahanan rumah.
Penangkapan terjadi pada Selasa lalu saat polisi memeriksa 200 orang yang dilaporkan telah menghadiri pesta s*ks gay yang dia selenggarakan selama dua tahun terakhir.
Detektif polisi menuduh Spagnesi dan teman flatnya menggunakan situs kencan online untuk mengundang tamu ke pesta seks gay di mana narkoba itu dibagikan dan dijual.
Spagnesi, lahir pada tahun 1981, pernah bersekolah di SMA Livi dan kemudian mendaftar jurusan kedokteran di Universitas Pisa. Pada akhirnya, di memutuskan untuk keluar dan masuk ke seminari. Dia memilih misi kepatuhan kepada uskup, janji selibat dan ketenangan.
Spagnesi, 40, sampai 1 September adalah pastor paroki Annunciation Parish di Prato. Dia dibebaskan dari tugasnya sebagai imam gereja dan diperintahkan untuk mengambil cuti setahun oleh uskupnya, Giovanni Nerbini, yang mengaku telah mengetahui sebagian perjuangan Spagnesi tetapi tidak mengetahui secara penuh situasinya.
Dia juga dibebaskan dari keterlibatannya dengan Archconfraternity of the Merciful, sebuah organisasi sukarelawan.
Investigasi terhadapnya dimulai pada bulan Agustus setelah penangkapan temannya, Alessio Regina, yang juga warga Prato. Regina diketahui memiliki narkoba GBL atau obat pemerkosaan. Selain GBL, Spagnesi dan Regina juga dituduh membeli kokain.
Dalam penyelidikan terhadap Regina, polisi Prato menemukan hubungan dekat dengan Spagnesi.
Menurut penyelidikan polisi, GBL dipesan secara online dan diimpor dari Belanda, dan sejumlah kokain yang dirahasiakan yang diperoleh melalui pemasok lokal. Narkoba itu kemudian dijual kepada tamu yang diundang ke rumah tertentu di Prato untuk pesta seks dan narkoba.
Sekitar 200 orang diperiksa dalam kasus ini, termasuk beberapa penjahat profesional. Sejauh ini, 15 orang telah mengaku mengikuti pesta seks di Prato.
Menurut dakwaan, baik Spagnesi dan Regina menghadiri pesta dengan tamu lain, yang tidak memiliki hubungan dengan paroki Spagnesi, tetapi dihubungi melalui situs kencan.
Polisi juga menemukan bahwa uang yang digunakan Spagnesi untuk membeli obat-obatan berasal dari sumber keuangan parokinya, termasuk sumbangan jemaat selama Misa. Kantor kejaksaan percaya jumlahnya mencapai puluhan ribu euro.
Dalam pesan video singkat berdurasi dua menit yang di-posting ke situs web Keuskupan Prato setelah penangkapan Spagnesi, Nerbini menyuarakan “kesedihan besar” atas berita tersebut, dan berjanji “kolaborasi penuh” dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.
Nerbini mengatakan dia telah menyadari bahwa Spagnesi berjuang untuk beberapa waktu, bahkan pada tingkat psikologis, dan telah mencoba untuk membantunya, tetapi tidak tahu ada masalah narkoba.
“Pada awalnya masalahnya sama sekali tidak jelas,” kata Nerbini, seperti dikutip dari Crux Now, Sabtu (18/9/2021). Namun, ketika dia mengkonfrontasi Spagnesi tentang perjuangannya yang terus berlanjut pada bulan April, Spagnesi mengaku memiliki kecanduan narkoba.
“Ketika masalah Spagnesi menjadi jelas, saya menerapkan perawatan psikoterapi,” kata Nerbini, mencatat bahwa berita tentang transaksi mencurigakan di paroki Spagnesi muncul selama perawatannya dengan seorang spesialis. (sindo)