Muncul Isu Reshuffle Rabu Pon Akhir September, PAN Diyakini Masuk Kabinet

Muncul Isu Reshuffle Rabu Pon Akhir September, PAN Diyakini Masuk Kabinet

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Isu reshuffle kabinet muncul dan dikaitkan kebiasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil keputusan penting pada Rabu Pon. 

PAN, yang baru bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf, diyakini bakal mendapat kursi menteri.

Direktur Lembaga Survei Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan Rabu Pon memang kerap dijadikan patokan publik untuk melihat suasana batin Jokowi terkait reshuffle. Menurutnya, Rabu Pon sering dianggap hari yang bagus.

"Jadi wajar kalau selalu publik menduga-duga mengaitkan soal isu reshuffle yang belakangan itu semakin menguat dengan Rabu Pon yang akan datang," kata Adi kepada wartawan, Kamis (23/9/2021) malam.

Menurut Adi, ada beberapa indikasi yang dijadikan acuan di tengah menyeruaknya isu reshuffle kali ini. Salah satunya adalah masuknya PAN ke dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.

"Memang terkait dengan masuknya PAN ke koalisi, kemudian dibarengi dengan ada kan perpres yang baru dikeluarkan Presiden penambahan wamen, termasuk juga soal teka-teki Panglima TNI yang baru. Biasanya tiga indikasi itu dijadikan acuan utama untuk melihat bahwa reshuffle sebenarnya tinggal menghitung hari. Karena variabel itu cukup kuat dan cukup rasional, kan," ucapnya.

Adi memprediksi Jokowi tak akan merombak besar-besaran kabinetnya. Menurutnya, reshuffle terjadi hanya dilakukan secara terbatas demi memasukkan PAN ke kabinet.

"Kenapa saya sebut reshuffle terbatas? Ya sepertinya kecenderungan untuk mengakomodasi PAN di dalamnya," ujarnya.

Duga Nadiem Makarim Kena Reshuffle

Adi menduga Nadiem Makarim menjadi salah satu yang mungkin terkena reshuffle jika Jokowi melihat persoalan secara objektif. Sebab, kata dia, Nadiem-lah yang paling banyak dikritik publik.

"Jadi Mas Menteri yang muda itu selalu dianggap bikin keputusan politik kontroversial, tidak terukur, makanya guru besar banyak yang kritik bahwa Nadiem memang kebijakan-kebijakan politiknya itu sering kali tidak terukur, banyak yang ngawang-ngawang. Makanya kemudian banyak desakan supaya diganti," katanya.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita