Megawati Mainkan Lagu Lama tapi Ujungnya Selalu Takluk pada Capres Survei

Megawati Mainkan Lagu Lama tapi Ujungnya Selalu Takluk pada Capres Survei

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang tidak akan berpedoman pada hasil survei dalam menentukan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden memunculkan banyak spekulasi politik yang cukup luas.

Pertama, pernyataan itu bisa menjadi penegasan dari penegasan hasil Kongres PDIP di Bali pada Agustus 2019 lalu, bahwa Megawati sebagai ketua umum adalah pemegang hak prerogatif dalam menentukan calon presiden.

Kedua, Megawati bisa jadi menegaskan bahwa hanya orang yang dia pilih yang akan diusung. Dalam hal ini, PDIP tengah menyiapkan Puan Maharani, anak dari Megawati sebagai calon presiden.

Khusus pilihan kedua, sebetulnya PDIP punya kader terbaik yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya stabil di tiga besar dalam berbagai lembaga survei. Elektabilitas Ganjar jauh di atas Puan Maharani.

Dalam perbincangan dengan Kantor Berita Politik RMOL, Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pernyataan Megawati itu sebetulnya adalah lagu lama yang diputar berulang oleh PDIP saat publik gaduh menerka siapa calon presiden terbaik.

"Di awal awal selalu lagu PDIP begitu, enggak peduli hasil survei, survei tidak menjadi variabel menentukan dalam mengusung capres. Elektabilitas dianggap tidak penting dan tidak menjadi rujukan dalam pencalonan," kata Pangi, Selasa (21/9).

Menurutnya, semua kemungkinan masih dinamis. Termasuk juga peluang Ganjar mendapatkan golden ticket dari Megawati sebagai jagoan PDIP di Pilpres 2024.

Pangi menjelaskan, peluang Ganjar terbuka karena catatan sejarah di mana PDIP pada akhirnya harus mengakui hasil survei dalam memilih calon presiden demi menjaga asa tetap menjadi partai politik pemenang di Indonesia.

"Namun ternyata realitasnya tetap, PDIP ditaklukkan realitas survei. Mengusung capres yang kira-kira punya kans untuk menang. Bagaimana mungkin PDIP mengusung capres yang bakal kalah?" demikian Pangi Syarwi Chaniago. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita