GELORA.CO - Paranormal Mbah Mijan mengomentari fenomena laut selatan Jawa bercahaya pada malam hari.
Foto yang menunjukkan laut selatan Jawa bercahaya pada malam hari diambil oleh satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, Ameriksa Serikat.
NOAA AS mengatakan bahwa hal itu merupakan fenomena milky seas atau lautan susu.
Foto satelit NAA itu dibagikan di akun Twitter NOAA, @NOAASatellites pada 31 Juli lalu.
Mbah Mijan kemudian membagikan foto tersebut dan tangkapan layar cuitan NOAA pada Kamis (9/9).
“Amerika, (NOAA) telah mengabadikan Fenomena unik di Laut Selatan Jawa via satelit. Ahli menyebutnya Milky Seas, efek Zat Fosfor dari Koloni Mikroplankton,” cuit Mbah Mijan.
“Menurut saya, ini insting hewan yang ingin menyampaikan pesan bahwa gelombang air laut yang tidak seimbang,” sambungnya.
Mbah Mijan mengaitkan fenomena laut selatan Jawa yang bercahaya pada malam hari dengan mistis.
“Laut Selatan Jawa bercahaya, pertanda Ratu Pantai Selatan sedang menggelar pertemuan penting,” jelas Mbah Mijan.
Menurut Mbah Mijan, seharusnya warga was-was dengan kemunculan fenomena tersebut.
“Laut Selatan Jawa dipotret Amerika, harusnya pada deg-degan karena laut aja dikepoin lho!,” tandas Mbah Mijan.
Penyebab terjadinya fenomena Milky Seas diungkap oleh Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan pada Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr Widodo Setiyo Pranowo.
Menurut Widodo, Milky Seas itu terminologi ketika permukaan laut dengan area yang sangat luas berwarna terang seperti putihnya susu, sehingga ketika malam hari pun bisa terdeteksi atau terlihat glowing dari satelit.
Penyebab terjadinya fenomena tersebut bisa diakibatkan oleh adanya warna iluminasi yang dipancarkan oleh organisme laut, seperti mikro atau nano plankton yang mengandung fosfor sehingga seperti bercahaya di dalam gelapnya air laut saat malam hari.
“Mikro atau nano plakton tersebut berjumlah sangat masif sehingga bisa memuhi kolom air di lapisan permukaan laut dalam wilayah yang sangat luas,” ucap Widodo, dilansir Kompas.
Menurut Widodo, salah satu wilayah yang memiliki potensi seperti itu adalah di Samudera Hindia Selatan Jawa.
Hal ini dikarenakan probabilitas terjadinya adalah pada kurun waktu antara Juni hingga Oktober pada setiap tahunnya.[pojoksatu]