GELORA.CO - Pendeta Saifuddin Ibrahim mengomentari surat terbuka Irjen Napoleon Bonaparte yang berisi pengakuan dan alasan dirinya menganiaya Muhammad Kece di dalam rumah tahanan Bareskrim Polri.
Pada surat itu, Irjen Napoleon menyatakan sebagai seorang muslim tidak terima agamanya dihina oleh Muhammad Kece.
"Kalau dia mengatakan saya boleh disakiti, tetapi jangan nabi saya dan agama saya dan jangan Allah saya yang dihina. Ini sangat merusak citra NKRI yang mau kita bangun sebagai negara yang saling mengasihi dan mencintai," kata Saifuddin saat dihubungi JPNN.com, Senin (20/9).
Saifuddin yang merupakan kerabat Muhammad Kece itu juga mempersoalkan penangkapan YouTuber kontroversial itu atas kasus penistaan agama.
Dia lantas meminta keadilan agar polisi juga menangkap Ustaz Abdul Somad yang dia klaim lebih dahulu menghina agama Kristen.
"Kalau menangkap Muhammad Kace tangkap dulu penista agama Kristen. Karena sumber semua ini dari Abdul Somad yang menghina Kekristenan lebih dulu. Itu namanya adil," ujar Saifuddin.
Pendeta Saifuddin juga menyayangkan tindakan mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri itu. Sebab, Napoleon sendiri sama-sama berada dalam tahanan.
"Dia (Napoleon, red) sudah ada di tahanan Polri. Dia enggak berhak dong untuk menyiksa siapa pun, dia harus tunduk pada hukum, dia harus taat pada hukum. Itu namanya jenderal mental kopral," tutur Pendeta Saifuddin.
Sebelumnya, Irjen Napoleon Bonaparte telah dilaporkan Muhammad Kece ke Bareskrim Polri atas tindakan penganiayaan.
Napoleon pun buka suara terkait tindakan yang dilakukannya itu.
Hal ini dia sampaikan melalui surat terbuka yang dibuatnya sendiri dan dibenarkan oleh kuasa hukumnya, Gunawan Raka.
Dalam surat terbukanya, Irjen Napoleon menjelaskan motif utamanya melakukan penganiayaan terhadap Muhammad Kece. [jpnn]