GELORA.CO - Komedian sekaligus presenter kondang Indonesia, Tukul Arwana kini masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Otak Nasional, Cawang, Jakarta Timur pada Rabu sore (22/9/2021) sekira 18.00 WIB.
Hingga dengan saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana kondisi yang dialami Tukul, apakah sudah membaik atau belum.
Belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak keluarga dan juga pihak rumah sakit.
Penyebab Tukul mengalami pendarahan otak sampai dengan saat ini juga masih belum diketahui.
Akan tetapi di media sosial sudah mempertanyakan apakah sebenarnya Tukul mengalami pendarahan otak karena disebabkan oleh vaksin Covid-19?
Pertanyaan itu timbul setelah Tukul beberapa hari yang lalu mengunggah postingan foto dan video yang menjelaskan bahwa dirinya baru saja melakukan kegiatan vaksinasi Covid-19.
Dalam kesempatan itu, Tukul mengatakan dia baru mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama dengan menggunakan vaksin Pfizer karena sebelumnya masih sibuk bekerja.
“Alhamdulillah lancar dan semua baik-baik saja,” ucap Tukul dalam sebuah video yang ia unggah ke akun Instagram pribadinya.
Jika dilihat dari postingan yang ia unggah, Tukul baru saja mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama pada Jumat (17/9/2021), sekitar lima hari yang lalu.
Setelah mendapat vaksin, empat hari kemudian Tukul tiba-tiba saja mengeluh pusing sampai pada akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan mengalami pendarahan di otaknya.
Padahal, menurut kerabat dekat dan keluarganya Tukul memang dikenal sebagai pribadi yang riang dan hampir selalu terlihat sehat.
“Aku lihat Mas Tukul selalu sehat aku selalu nanya resep nggak sakit apa katanya nggak ada tapi semangat kerjanya yang tinggi dan nggak pernah ada dia ngeluh," kata Inul Daratista.
Nah sekarang yang jadi pertanyaannya apakah sebenarnya vaksin Covid-19 bisa memicu terjadinya pendarahan di otak?
Pada dasarnya, meskipun risikonya kecil tetapi pendarahan otak memang bisa terjadi pasca mendapat suntikan vaksin Covid-19.
Mengutip dari laman Halodoc, beberapa orang yang mengalami pembekuan setelah mendapatkan vaksin mungkin telah terinfeksi Covid-19 baik mengalami infeksi awal tanpa gejala pada saat vaksinasi atau terkena infeksi pada saat perjalanan menuju lokasi vaksin.
Infeksi yang disebabkan oleh Covid-19 risikonya memang lebih tinggi dengan penyebab pembekuan dan pendarahan.
Beberapa orang memang sangat membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit karena komplikasi pembekuan darah abnormal yang diakibatkan infeksi Covid-19.
Terlepas dari adanya infeksi atau setelah mendapat vaksin Covid-19, memang ada kemungkinan seseorang mengalami penggumpalan dan pendarahan.
Meski begitu, infeksi Covid-19 masih tetap menjadi penyebab terkuat seseorang bisa mengalami pembekuan atau pendarahan daripada efek samping dari vaksin virus itu sendiri.
Sementara itu contoh kasusnya yakni di India pada Maret 2021 lalu ada seorang pria yang dinyatakan meninggal dunia akibat menderita pendarahan otak, padahal dua hari sebelumnya baru disuntik vaksin Covid-19.
Mengutip dari laman Hindustantimes, seorang buruh meninggal dunia disetelah dua hari divaksinasi virus Covid-19, tetapi dokter belum mengaitkan kematian itu dengan inokulasi.
Selain itu ada juga seorang tenaga kesehatan (nakes) di Norwegia meninggal dunia karena pendarahan otak setelah menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Selasa (16/3/2021) lalu.
Meski begitu masih sama seperti kasus sebelumnya, dokter belum mau memastikan apakah ada hubungan langsung kematian itu dengan suntikan vaksin yang telah dilakukan. [poskota]