GELORA.CO - Para pengunjuk rasa mengepung New York City dan sekitarnya, menuntut pihak berwenang mencabut perintah vaksinasi wajib yang ditujukan untuk kategori pekerja tertentu serta sistem paspor yang diterapkan di NYC.
Reuters melaporkan, massa yang diperkirakan berjumlah sekitar seribu orang terlihat berbaris di Manhattan, Staten Island , dan di tempat lain di kota pada Senin sore dan malam (27/9) waktu setempat.
Dari rekaman video yang beredar di dunia maya, mereka terdengar meneriakkan "Tubuhku, pilihanku!" menggemakan slogan aktivis pro-aborsi, serta “Tidak berarti tidak!”
Banyak juga dari pendemo yang meneriakkan kata-kata kasar untuk Presiden AS Joe Biden dan Walikota NYC Bill De Blasio. Yang lain terlihat mengibarkan spanduk menentang mandat vaksin dan paspor digital.
Demonstrasi lain juga meletus di bagian utara, seperti di Rochester, di mana satu kelompok berkumpul untuk memprotes mandat vaksin bagi petugas kesehatan di luar Strong Memorial Hospital.
Sebuah karavan protes juga melewati Staten Island sebelumnya pada hari Senin, dilaporkan melakukan perjalanan ke sejumlah sekolah umum setempat untuk memprotes mandat yang akan datang. Dipimpin oleh sebuah mobil pick-up berwarna putih, arak-arakan yang riuh itu terlihat membawa berbagai macam tanda dan spanduk berwarna-warni di jalan yang ramai.
Selain mandat untuk jenis pekerja tertentu, sejak pertengahan Agustus, warga New York juga harus menunjukkan bukti bahwa mereka menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19, atau dilarang masuk ke restoran dan sejumlah ruang publik tertutup lainnya.
New York adalah kota besar pertama di AS yang meluncurkan 'paspor' seperti itu, mencerminkan kebijakan yang diterapkan di Prancis dan di tempat lain di luar negeri. Negara bagian dan daerah lain, seperti Hawaii, telah mengadopsi sistem izin vaksin serupa.[rmol]