GELORA.CO - Hingga hari ini, Sabtu 4 September 2021, pemeriksaan kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Sari telah memasuki hari ke-17. Namun, polisi belum mampu mengungkap, siapa pelaku dan apa sesungguhnya motif kasus tersebut.
Proses pemeriksaan yang panjang dan berbelit-belit membuat publik mulai bertanya-tanya, benarkah polisi sudah mengerahkan kemampuannya secara maksimal, atau justru ada yang sengaja disembunyikan?
Kriminolog Universitas Padjajaran (Unpad), Yesmil Anwar mengaku heran dengan pernyataan polisi mengenai status kasus tersebut. Sebelumnya, kaya Yesmin, mereka menyebut pembunuhan Tuti-Amel murni kasus kriminal, namun mengapa pengungkapannya justru berkepanjangan?
“Sebenarnya saya juga agak mempertanyakan, karena beberapa waktu lalu, polisi dengan lantang menyatakan, bahwa ini merupakan kriminal murni, tapi kok begini lama pengungkapan kasusnya?” ujar Yesmil, seperti menaruh curiga.
Lebih jauh, Yesmil hendak memastikan, benarkah ada faktor lain yang membuat proses pemeriksaan menjadi sulit? Jika iya, kata dia, lantas apa?
“Maka kita pun bertanya-tanya, apakah ada faktor X atau hambatan-hambatan yang dapat mengganggu jalannya penyelidikan di lapangan?” tanyanya.
Lebih lanjut, Yesmil menduga kasus Tuti dan Amalia ini merupakan jenis pembunuhan berencana yang sudah direncanakan secara matang dan melibatkan banyak pelaku.
Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi, terlebih dalam setiap kasus kejahatan dimungkinkan adanya pelaku utama dan aktor intelektual, yang mengeksekusi. Itulah mengaa, menurutnya yang perlu ditelusuri adalah potensi motif pembunuhan.
Dalam setiap kasus, terang Yesmil, selalu ada tiga motif utama yang menyertai, yakni motif hubungan sosial, seperti asmara dan masa lalu, motif kekuasaan, serta motif harta.
“Sebetulnya kalau aksi kejahatan melibatkan beberapa orang yang dicurigai melakukannya, merupakan poin yang bagus untuk lebih mengutamakan bukti forensik dari kondisi mayat tersebut.”
“Terkait bagaimana cara korban dibunuh, dengan apa, dan kemungkinan-kemungkinan yang mendasari tewasnya korban,” tuturnya.
Bagaimana pun juga, sama seperti banyak orang lainnya, Yesmil berharap kasus segera selesai dan pelaku pembunuhan terungkap dengan sebenar-benarnya.
“Saya dan masyarakat berharap, agar kasus ini sesegera mungkin dapat terungkap oleh pihak kepolisian, karena menyangkut dengan hal yang cukup kontroversial dan juga reputasi dari kepolisian.”
“Tapi saya yakin bahwa cepat atau lambat, kasus ini mampu diungkap secara terang benderang oleh aparat yang berwenang,” harapnya.
Mengapa pelaku pembunuhan Tuti Amalia sulit ditangkap?
Banyak publik beranggapan, proses pencarian pelaku yang dikerjakan polisi terbilang lambat dan berputar-putar. Namun, dalam keterangannya, mereka memastikan, kasus tersebut memang tak mudah dipecahkan. Sebab, yang dicari bukan pengakuan, melainkan bukti.
Kapolres Subang, Jawa Barat, AKBP Sumarni mengatakan, meski belum ditemukan, namun pihaknya yakin pelaku merupakan keluarga dekat korban.
“Ada indikasi pelaku dan korban saling kenal. Karena di TKP, jalur masuk ke rumah korban itu gak ada yang rusak. Jadi pintu depan dan belakang gak ada yang rusak, maupun jendelanya. Gak ada bekas cungkilan atau apapun. Makanya, diperkirakan pelaku kenal dengan korban,” urai AKBP Sumarni.
Pihak kepolisian sendiri telah memeriksa sejumlah saksi termasuk Yosef, Mimin, dan ayah korban. Sejauh ini, mereka meyakini, kedua korban tersebut dibunuh dengan cara bengis dan keji.
“Kami juga mengumpulkan barang-barang bukti yang ada di TKP termasuk baju yang ada di TKP yang dikenakan salah satu saksi, di mana baju tersebut ada bercak darah,” kata dia. (hops)