GELORA.CO - Taliban menaruh harapan besar kepada Indonesia untuk masa depan Afghanistan. Hal itu terungkap dari petikan wawancara Juru Bicara Taliban Suhail Shaheen di saluran Narasi Newsroom beberapa waktu lalu.
Menurut Shaheen, Indonesia telah berperan dalam perdamaian dan rekonsiliasi Afghanistan. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan pejabat tinggi Indonesia dengan kelompok Taliban beberapa tahun lalu, menunjukkan hubungan yang baik dan dekat. Sehingga harapan Taliban saat ini adalah peran Indonesia dalam membangun kembali Afghanistan.
"Sekarang pasukan kami ada di Kabul mereka menjaga keamanan perundingan berlanjut dengan para pemimpin dan personel Afghanistan. Jadi mereka akan membutuhkan Indonesia untuk memainkan perannya dalam pembangunan perdamaian negara kami," kata Shaheen.
Taliban berharap Indonesia bisa bekerjasama dengan Taliban dalam banyak hal, termasuk rekonstruksi pembangunan infrastruktur dan sektor pendidikan.
"Dengan itu mereka dapat mendukung membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat kami dan membantu memberantas kemiskinan yang mereka hadapi di Afghanistan saat ini. Dan juga memainkan peran mereka dalam membangun perdamaian di negara ini," katanya.
Selain dengan Indonesia, Taliban juga memiliki hubungan baik dengan China. Namun begitu, ada banyak negara-negara lain yang memandang negatif kelompok ini dan mengaitkannya dengan kelompok Islam garis keras.
Menanggapi hal ini Shareen berharap Indonesia bisa membantu mengubah paradigma itu. Sebagai negara Islam yang besar dan hubungan yang telah berjalan baik dengan Taliban, Indonesia diharap bisa mengambil peran dalam memperbaiki citra Taliban di mata dunia.
"Kami memiliki harapan besar dari Indonesia sebagai saudara seiman dan negara Islam yang hebat. Jadi kami harap mereka bisa melakukan sesuai ekspektasi yang kami miliki terhadap mereka," ujar Shaheen.
Meski telah melakukan kunjungan dan kontak erat dengan para pejabat Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia tetap memiliki pandangan yang berbeda dengan kelompok Taliban. Ada fenomena di mana terminologi 'Taliban' digunakan sebagai alat politisasi di Indonesia, misalnya untuk melemahkan KPK atau membungkam kritik kepada pemerintah.
Menaggapi pertanyaan dari jurnalis Narasi, Sharon M Sumolong itu, Shaheen mengatakan bahwa ia tidak memahami kondiri politik di Indonesia sehingga tidak bisa berkomnetar apa-apa.
"Saya tidak tahu tentang gejolak politik internal Indonesia, karena saya tidak tahu detailnya. Jika saya tahu saya akan menyampaikan pandangan saya kepadamu. Sampai serakang saya tidak bisa berkomnetar tentang itu," jawab Shaheen. [rmol]