GELORA.CO - Indro Warkop menilai kemunculan tiga orang berwajah mirip dengan personel Warkop DKI, yakni Dono, Kasino, dan Indro bukan tanpa tujuan. Kemunculan mereka yang menamakan diri Warkopi itu disengaja dan telah dibuat manajemen sendiri untuk mencari keuntungan, tanpa memberitahu Indro Warkop dan para ahli waris Warkop DKI.
“Warkopi telah membuat beberapa film pendek di media Youtube dan Instagram, serta beberapa kali muncul di televisi nasional dengan nama Dono, Kasino, dan Indro tanpa meminta izin dari Lembaga Warkop DKI, keluarga Warkop DKI, dan Indro Warkop sebagai personel yang masih hidup," kata dia dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Senin, 20 September 2021.
Acara itu menghadirkan Indro Warkop, dua anaknya Hada dan Harley, serta para ahli waris Kasino dan Dono, yani Hanna Kasino, serta Ario dan Satrio Dono. Mereka, mengatasnamakan Lembaga Warkop DKI untuk menyatakan penggunaan nama Warkopi itu disengaja agar terkesan mirip dengan nama Warkop DKI.
"Padahal, Lembaga Warkop DKI adalah pemegang hak eksklusif yang sah atas merek/nama Warung Kopi Dono Kasino Indro atau biasa dikenal masyarakat dengan nama Warkop DKI," kata Indro Warkop. Menurut Indro, Lembaga Warkop meminta Warkopi beretika dengan meminta izin terlebih dulu agar tidak melukai hatinya dan para ahli waris.
"Lembaga Warkop DKI sangat menyayangkan tindakan Warkopi beserta dengan manajemen yang menaunginya. Apalagi, tindakan Warkopi ini telah mengakibatkan Lembaga Warkop DKI dirugikan karena kami mendapatkan pertanyaan dan keberatan dari PT Falcon sebagai pihak yang memiliki perjanjian eksklusif dengan Lembaga Warkop DKI," kata Satrio, anak Dono Warkop.
Menurut Satrio, PT Falcon telah mendapatkan hak komersial dari Warkop DKI. Karena masalah ini, Falcon Pictures meminta kepada Lembaga Warkop DKI agar menyelesaikan masalah ini lantaran ada agenda produksi film-film layar lebar dan serius dari Warkop DKI.
Hanna, putri Kasino menjelaskan, pada 10 September lalu, Lembaga Warkop DKI menerima surat permintaan bertemu dari manajemen Warkopi. Mereka bermaksud meminta pandangan dan saran mengenai kemunculan figur tiga orang yang mirip Dono, Kasino, dan Indro itu. "Patut disayangkan, mereka tampil di media dulu baru berkirim surat kepada kami," kata Hanna.
Lembaga Warkop DKI pun memberikan tanggapan atas surat itu. Dalam surat itu, Lembaga Warkop DKI meminta Warkopi menghentikan dulu kegiatan mereka sampai diskusi selesai. "Sayangnya, permintaan kami tidak ditanggapi secara positif dari manajemen Warkopi," katanya.
Tindakan ini, menurut Indro, tidak mencerminkan penghargaan tertinggi atas Hak Atas Kekayaan Intelektual atau HAKI serta penghargaan kepada keluarga personel Warkop DKI. "Makanya kami meminta kepada Warkopi beserta manajemen yang menaunginya agar dalam waktu 1 minggu sejak hari ini untuk menghentikan semua kegiatan komersial dalam bentuk apa pun dengan menggunakan nama Warung Kopi Dono Kasino Indro," kata Indro.
Indro Warkop juga meminta kepada stasiun televisi yang sudah menayangkan Warkopi, agar tidak menyebarkan tayangan itu di media sosial dan menurunkan materi yang sudah ditayangkan. "Saat ini banyak tayangan-tayangan yang memberikan informasi keliru, seolah-olah saya mendukung tayangan yang memunculkan Warkopi," katanya.
Menurut Indro Warkop, Warkop DKI bukan sekadar grup lawak, melainkan sebuah keluarga yang dicintainya. "Sebagai personel terakhir Warkop yang masih hidup, saya memegang amanah besar untuk menjaga nama baik Warkop DKI," ujarnya. Ia selalu melibatkan para ahli waris Dono dan Kasino dalam berbagai kegiatan apapun. "Tolong hormati etika dan tata krama dalam berkesenian dan berkarya," katanya. (tempo)