GELORA.CO - Pondok Pesantren (Ponpes) Husnul Khotimah buka suara terkait batalnya kunjungan Presiden Jokowi ke pesantren yang ada di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana pada Selasa 31 Agustus 2021.
Pihak ponpes juga merespons beredarnya tangkapan layar pesan WhatsApp yang diduga dikirim oleh Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy yang menyatakan telah berhasil membatalkan kunjungan Presiden Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah.
KH Achidin Noor pembina Yayasan Ponpes Husnul Khotimah mengatakan pihaknya merasa kena prank soal rencana kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah yang akhirnya batal.
"Saya mah kena prank, Husnul di-prank," kata KH. Achidin saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (5/9/2021).
KH. Achidin menjelaskan cerita awal rencana kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah, sebelum akhirnya batal dan pindah ke Ponpes Miftahul Falah Cilos. Beberapa hari jelang kedatangan Jokowi ke Kuningan, pihaknya mendapat informasi dan dikirim rundown.
"Kronologisnya begini jadi hari Kamis sebelum kunjungan ada berita beliau (Jokowi) mau ke sini, kita dikirimi rundownnya. Terus beberapa hari kemudian mulai banyak pejabat ke sini melihat persiapan," jelasnya.
Setelah mendapat informasi soal kedatangan presiden, Ponpes Husnul Khotimah kemudian langsung melakukan berbagai persiapan dan berkordinasi dengan pihak terkait.
Hingga satu hari jelang kedatangan Jokowi ke Kuningan tepatnya Senin 30 Agustus, segala persiapan mulai dari pemasangan tenda hingga pendataan santri yang bakal mendapat vaksinasi sudah dilakukan.
"Persiapan kami waktu itu tenda sudah terpasang dari BIN itu langsung dari Jakarta, kemudian sterilisasi ruang-ruang di sini segala macam dan pendataan santri yang mau divaksin itu kan 3 hari 3 malam, kerjanya siang malam itu pendataan karena santri kan banyak yang belum punya KTP," ungkapnya.
Namun pada hari H tepatnya Selasa 31 Agustus 2021 yang mana Jokowi dijadwalkan meninjau vaksinasi di Ponpes Husnul Khotimah, Achidin mengaku tidak mendapat informasi pasti sama sekali jika rencana kunjungan tersebut batal.
"Enggak ada kabar enggak jadi, itu enggak ada, informasinya cuma ditambah rute ke Ciloa aja dan ternyata pejabat itu ke sana semua. Nah pas hari H sudah jelas, pagi-pagi dari BIN ada minta saya untuk ikut gladi bersih, saya tanya jadi enggak ke sini tapi enggak ada informasi juga sampai akhirnya enggak datang," ujarnya.
Achidin mengomentari penjelasan Istana terkait batalnya Presiden Jokowi berkunjung ke Husnul Khotimah. Istana beralasan pengalihan itu menyesuaikan dengan rute kunjungan kerja Jokowi.
"Jalannya tuh sama, kalau ke kita belok ke kanan, itu (Ponpes Miftahul Falah) belok kiri, beda 5 KM. Jadi kalau alasan mempersingkat justru malah memperpanjang. Statemen dari Istana sudah baca saya, menurut saya enggak masuk akal," tegasnya.
Achidin menduga ada kemungkinan batalnya kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah disebabkan oleh ulah Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy. Pasalnya kata dia, secara tidak langsung Nuzul juga mengakui telah mengirim chat tersebut saat terlibat cekcok dengan warga.
"Kemudian beredar chat Nuzul Rachdy itu. Setelah muncul chat ini saya berfikir benar berarti, Nuzul sebagai ketua DPRD dan pengurus partai bisa aja lapor ke pusat, 10 menit selesai itu apalagi ditambah kontak-kontak ke Gus Yaqut," ungkap Achidin.
"Diduga iya karena dia (Nuzul) ketika cekcok bilang itu chat saya di antara anggota kami, kan berarti benar diduga kuat dia yang kirim chat itu," lanjutnya.
Masih kata Achidin saat ini pihaknya akan melihat perkembangan terlebih dulu terkait beredarnya chat Nuzul Rachdy yang menyatakan telah berhasil membatalkan kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah.
"Kita sekarang paling melihat perkembangan dulu ke depannya gimana," tutupnya. (detik)