Balas Ali Ngabalin, Ketum ProDEM: Prestasi <i>Ko</i> Apa, Jadi Penjilat <i>Ko</i> Bangga?

Balas Ali Ngabalin, Ketum ProDEM: Prestasi Ko Apa, Jadi Penjilat Ko Bangga?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sindiran yang dilontarkan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada ekonom senior DR. Rizal Ramli dibalas Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule.

Dalam sindiran itu, Ali Mochtar Ngabalin mengomentari artikel berita berjudul “Kata Rizal Ramli, Jokowi Lebih Layak Dipenjara Sebab Banyak Tebar Berita Bohong”.

Secara tersirat, Ali Ngabalin menyebut Rizal Ramli sebagai orang yang pendendam karena sakit hati yang dalam hingga ke sumsum tulang belakang.

“Nafsunya melebihi akal sehat dan yang tertinggal dalam otaknya hanya septic tank tunggu waktunya karena sudah bau tanah. Waktu menjabat nggak tahu prestasi apa yang dibuat, akhirnya dipecat OMG,” tutur Ali Ngabalin lewat Twitter pribadinya, Senin (13/9).

Iwan Sumule menilai pernyataan Ali Ngabalin tidak pantas keluar dari mulut seorang pejabat negara yang berada di lingkaran istana.

Pertama, karena bahasa yang digunakan sama sekali bukan cerminan seseorang yang patut jadi teladan anak bangsa.

Kedua, Ali Ngabalin justru menunjukkan bahwa pemerintah anti terhadap kritik. Pasalnya, apa yang disampaikan Rizal Ramli merupakan bentuk kritikan atas apa yang dijanjikan Presiden Jokowi selama ini dan tidak pernah terbukti.

“Mulai dari ekonomi meroket 7 persen, mobil Esemka, stop impor, stop utang, mana yang terbukti?” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Senin siang (13/9).

Di satu sisi, Ali Ngabalin juga seperti tidak berkaca atas ucapannya itu. Sebab, selama ini publik juga belum mendengar apa prestasi mentereng dari Ali Ngabalin yang patut dibanggakan.

“Jadi komisaris BUMN dan TA KSP ko (kau) ada prestasi?” tanya Iwan Sumule dengan menggunakan bahasa Indonesia timur.

Sejauh ini, sambungnya, publik hanya tahu bahwa Ali Ngabalin merupakan sosok yang pandai membanggakan sang tuan.

“Jadi penjilat ko (kau) bangga. Tara (tidak) tahu diri, bikin malu,” tutupnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita