GELORA.CO - Peternak ayam yang membentangkan poster ke arah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Blitar, Jawa Timur, Suroto, akhirnya diundang ke Istana.
Wakil Ketua Paguyuban Peternak ayam Rakyat Nasional (PPRN) Suryono mengatakan, Suroto adalah salah satu dari tiga perwakilan peternak yang akan ke Istana, besok atau Rabu (15/9/2021).
Sosok Suroto menjadi perbincangan publik setelah ia membentangkan poster bertuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar" di tepi jalan yang dilalui Presiden Jokowi di Blitar pada Selasa (7/9/2021).
"Pak Suroto termasuk yang akan mewakili kami menemui Presiden di Jakarta. Beliau akan bersama Pak Sukarman dan Pak Rofi Yasifun (Ketua PPRN, asosiasi peternak ayam petelur)," kata Suryono, dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/9/2021).
Undangan untuk datang ke Istana berasal dari Biro Protokol Sekretariat Presiden. Ada sebelas nama pengurus PPRN yang ditulis di undangan, tapi para pengurus memutuskan hanya tiga nama yang berangkat.
"Baru saja mereka bertiga selesai melakukan tes Covid-19 sebagai syarat melakukan perjalanan dan masuk ke lingkungan Istana," ujar Suryono.
Pertemuan akan berlangsung besok mulai pukul 13.00 WIB. Para peternak berharap pertemuan dengan Presiden Jokowi akan memberi solusi pada masalah perunggasan nasional.
"Masalah yang kita hadapi ini dari tahun ke tahun yang itu-itu saja, dan selalu melibatkan pejabat pemerintah mulai tingkat daerah hingga pusat. Tapi masalah reda sebentar, kemudian balik lagi dan balik lagi," jelas Suryono.
Belakangan, nasib para peternak ayam petelur menjadi sorotan lantaran harga telur yang anjlok. Rendahnya harga telur membuat peternak tak punya pilihan.
Mereka, tutur Suryono, harus rela menjual telur dengan harga murah, agar bisa membeli pakan ayam. Sedangkan harga pakan ayam saat ini justru naik, hingga akhirnya membuat peternak merugi.
Harga pakan unggas naik, akibat naiknya harga bungkil kedelai seiring dengan kenaikan harga kedelai di pasar global.
Peternak sudah mengakali kenaikan harga pakan dengan membuat pakan ayam sendiri berbahan utama jagung. Tapi, harga jagung juga sedang naik dan pasokannya susah didapat.
Kondisi peternak ayam petelur juga diperparah dengan naiknya harga anakan ayam, sejak beberapa tahun terakhir. Suryono bercerita, banyak peternak yang terpaksa menjual aset mereka demi menyambung hidup.
"Semakin besar jumlah ayam yang kita miliki, semakin cepat menghabiskan aset yang kita miliki," katanya.
Begitu juga dengan Suroto, yang telah menjual tanah, mobil, dan sepeda motor untuk menutup kerugian dan pada saat yang sama harus membayar utang modal usaha ke bank.
"Sama seperti saya, jual tanah, jual kayu di kebon. Sudah ratusan juta tapi semuanya dipatok ayam, habis. Terakhir saya jaminkan sertifikat rumah ke bank," ungkapnya. [kompas]