GELORA.CO - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi mengomentari soal kapal Cina yang dikabarkan mondar-mandir di perairan Natuna.
Adhie Massardi melontarkan sarkasme bahwa apabila di kapal Cina itu terpasang baliho, maka pasti sudah buru-buru diserbu.
“Andai saja di kapal perang China komunis itu terpampang baliho. Hakul yakin pasti akan diserbu untuk turunkan baliho,” katanya melalui akun Twitter Adhiemassardi pada Jumat, 17 Agustus 2021.
“Sialnya China paham rahasia bebas masuk NKRI. Yang penting jangan pasang baliho. Aman…!!” sambungnya.
Sebelumnya, dalam rapat bersama Komisi I DPR pada 13 September lalu, Badan Keamanan Laut (Bakamla) menyatakan ada ribuan kapal asing yang memasuki perairan Natuna Utara yang dekat dengan Laut Cina Selatan.
Sekretaris Utama Bakamla, Laksda S. Irawan menyebut kapal-kapal asing itu tidak terdeteksi oleh radar dan hanya bisa terlihat oleh pandangan mata saat Bakamla melakukan patroli dari udara.
Selain itu, sejumlah nelayan tradisional di Kepulauan Riau juga melaporkan berpapasan dengan enam kapal China, salah satunya destroyer Kunming-172, di Laut Natuna Utara pada Senin, 13 September 2021
Akibatnya, para nelayan pun menjadi takut melaut karena kehadiran kapal-kapal tersebut.
Merespons itu, TNI Angkatan Laut pun meminta nelayan di perairan Natuna Utara tidak takut dengan keberadaan kapal asing.
Kepala Dinas Penerangan Koarmada I, Letkol Laode Muhammad meyakinkan bahwa TNI AL akan selalu ada untuk memberi rasa aman.
“TNI AL memang rutin melakukan patroli di perairan Natuna untuk memberikan keamanan bagi para nelayan,” tutur Laode pada Kamis, 16 September 2021, dilansir dari CNN Indonesia.
TNI AL berjanji mengirim kapal untuk patroli 1×24 jam di perairan Natuna Utara demi memberi rasa aman pada nelayan Indonesia.
Laode mengakui bahwa perairan Natuna dekat dengan Laut Cina Selatan (LCS) yang saat ini masih diklaim banyak negara, termasuk Cina.
Alhasil, katanya, ketegangan masih terjadi dan membuat banyak kapal perang negara lain turut wara-wiri.
“Karena LCS memang daerah klaim, khususnya China, sehingga, intensitas kapal-kapal asing juga meningkat,” jelas Laode. (terkini)