Diplomat Nigeria Teriak 'I Can't Breathe', Imigrasi RI Ungkap Faktanya

Diplomat Nigeria Teriak 'I Can't Breathe', Imigrasi RI Ungkap Faktanya

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Sebuah potongan video dengan narasi pria Nigeria dianiaya sejumlah orang Indonesia viral di media sosial. Namun ternyata, faktanya tak seperti digambarkan narasi yang mengiringi potongan video itu.

Dalam video viral, tampak seorang pria berkulit gelap sedang dipegangi sejumlah orang yang berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Tangan dan kepala pria itu dipegangi tiga orang.

Pria itu berteriak-teriak seolah kesakitan. Dia juga tampak berupaya mereplikasi tragedi George Floyd di AS dengan berteriak: 'I can't breathe!' saat kepalanya dipegangi. Namun anehnya, meski mengatakan tak bisa bernapas, dia bisa berteriak lantang. Ketiga pria berkulit sawo matang yang memegangi pria itu tampak kewalahan.


Potongan video itu viral di media sosial, tak hanya di Indonesia. BBC Afrika bahkan melaporkan ada kecaman dari Pemerintah Nigeria terkait video itu.

Belakangan diketahui pria yang dipegangi adalah seorang diplomat Nigeria. Namun ternyata, menurut pihak Imigrasi Indonesia, si pria tak kooperatif saat diperiksa.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI DKI Jakarta, Ibnu Chuldun, mengklarifikasi video viral tudingan kekerasan yang dilakukan petugas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan terhadap seorang diplomat warga Nigeria pada Sabtu (7/8) yang viral di media sosial. Menurut Ibnu, justru diplomat asal Nigeria tersebut yang bertindak arogan dan lebih dahulu melakukan pemukulan terhadap petugas Imigrasi.

"Justru WNA asal Nigeria itu yang melakukan pemukulan terhadap petugas kami saat dalam perjalanan ke kantor Imigrasi. Yang bersangkutan dibawa ke kantor karena bersikap tidak kooperatif dengan menghardik petugas yang melakukan pemeriksaan dokumen dan malah menantang untuk ditahan," ujar Ibnu dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (10/8/2021).

"Akibat pemukulan tersebut, salah satu petugas kami mengalami luka bengkak dan berdarah pada bagian bibir sebelah kiri dan ini bisa dibuktikan dari hasil visum yang dilakukan atas petugas kami. Setelah pemukulan itu, petugas kami lantas memegangi WNA tersebut. Jadi, yang terlihat di video itu justru petugas kami berusaha mencegah WNA asal Nigeria itu kembali melakukan kekerasan atau hal yang tidak diinginkan," kata Ibnu.

Ibnu menuturkan insiden dengan diplomat Nigeria itu berawal dari informasi yang diterima petugas mengenai adanya sekelompok warga negara asing yang diduga izin tinggalnya telah habis dan menginap di salah satu hotel di Jakarta Selatan. Petugas lalu mendatangi lokasi menginap para WNA itu, karena mereka diduga berencana mengadakan sebuah pesta di hotel tersebut pada Sabtu sore.

Oleh pihak hotel, petugas diberitahu bahwa para WNA tersebut telah check out dan berpindah ke sebuah apartemen yang masih berlokasi di wilayah Jakarta Selatan. Petugas kemudian mendatangi apartemen tersebut dan mendapati seorang WNA di lobi apartemen.

"Ketika petugas menanyakan paspor dan identitas dirinya, WNA tersebut marah dan tidak mau menyerahkan dokumen. Dia juga sempat menghardik petugas dan malah menantang untuk ditahan. Karena dia tidak kooperatif akhirnya dibawa petugas ke kantor imigrasi," ujar Ibnu.

"Dalam perjalanan menuju kantor itulah yang bersangkutan melakukan pemukulan terhadap petugas kami sehingga harus dipegangi. Dia terus berteriak-teriak sepanjang perjalanan dan sampai di kantor imigrasi juga masih berteriak. Padahal, petugas tidak melakukan kekerasan kepadanya. Setelah ditanyai, barulah akhirnya dia mengaku sebagai diplomat dengan menyerahkan Kartu Diplomatik Kedutaan Nigeria," ungkap Ibnu.

Ibnu berharap klarifikasi yang disampaikan pihaknya ini bisa menjernihkan berbagai tudingan liar. Ia juga menyebut permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan setelah Duta Besar Nigeria Ari Usman Ogah mendatangi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan pada petang harinya dengan disertai petugas kepolisian Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya.

"Peristiwa ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila WNA tersebut sejak awal bersikap kooperatif dengan petugas dan terbuka dengan statusnya sebagai diplomat. Kami berharap penjelasan ini sekaligus bisa menjernihkan tudingan yang beredar di media sosial atas petugas kami," kata Ibnu.

"Setelah proses mediasi dan mendengarkan kronologi kejadian dari kedua belah pihak akhirnya petang itu juga petugas dan WNA tersebut sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan. Kedua pihak mengakui telah terjadi kesalahpahaman dan sepakat berdamai disaksikan oleh Pimpinan Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dan Duta Besar Nigeria," ujar Ibnu.

Kemenlu Nigeria Mengecam
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Nigeria mengecam keras aksi penganiayaan itu. Kemenlu Nigeria menyebut tindakan pejabat imigrasi Indonesia melawan hukum internasional.

"Melawan hukum internasional dan Konvensi Wina yang mengatur hubungan diplomatik dan konsuler antar negara," pernyataan Kemenlu Nigeria.

Kemenlu Nigeria mengklaim telah memanggil utusan Indonesia untuk Nigeria terkait insiden tersebut. Utusan tersebut telah meminta maaf. Namun tidak dijelaskan siapa utusan Indonesia yang dimaksud.

Pejabat imigrasi juga disebut telah meminta maaf kepada duta besar Nigeria untuk Indonesia.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita