Taliban Kuasai Kabul, Uni Eropa Ramai-ramai Evakuasi Warganya

Taliban Kuasai Kabul, Uni Eropa Ramai-ramai Evakuasi Warganya

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Negara-negara Uni Eropa beramai-ramai mengevakuasi warga dan staf lokal mereka dari Kabul, menyusul masuknya kelompok Taliban ke ibu kota Afghanistan itu.

Kelompok Taliban kembali berkuasa di Afghanistan, setelah Presiden Ashraf Ghani mengakui bahwa Taliban telah menang, setelah sebelumnya melarikan diri dari negara itu.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (16/8/2021), Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu "membantu menjaga bandara Kabul tetap terbuka untuk memfasilitasi dan mengoordinasikan evakuasi" setelah berkonsultasi dengan negara-negara anggota.

Uni Eropa tengah berusaha mencari solusi bagi para staf Afghanistan-nya yang menghadapi kemungkinan pembalasan dari Taliban, dan berusaha meyakinkan 27 negara anggota Uni Eropa (UE) untuk menawarkan mereka visa.

"Masalah ini sangat mendesak, kami menganggapnya sangat serius dan terus bekerja keras, bersama dengan negara-negara anggota UE, dalam menerapkan solusi cepat untuk mereka dan memastikan keselamatan mereka," kata juru bicara UE.

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel menyatakan bahwa keamanan warga Uni Eropa merupakan prioritas.

"Keamanan warga Uni Eropa, staf dan keluarga mereka adalah prioritas dalam jangka pendek," ujarnya dalam postingan di Twitter. "Sama jelasnya bahwa banyak pelajaran yang perlu diambil," imbuhnya.

Jerman, Prancis dan Belanda termasuk di antara negara-negara yang memindahkan staf diplomatik ke bandara Kabul sebelum evakuasi.

"Kami tidak akan mengambil risiko rakyat kami jatuh ke tangan Taliban," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kepada harian Bild.

Maas mengatakan, sebuah pesawat Bundeswehr juga akan berangkat Minggu (15/8) malam ke ibu kota Afghanistan untuk membantu evakuasi dalam beberapa hari mendatang.

Disebutkannya, pesawat tersebut akan menerbangkan para penumpangnya ke "negara tetangga" yang tidak disebutkan namanya, di mana mereka kemudian akan ditempatkan pada penerbangan sipil menuju Jerman.

Sebuah tim inti kedutaan beroperasi dari bandara Kabul untuk membantu memfasilitasi evakuasi warga negara Jerman dan "mantan karyawan lokal kami", kata Maas.

Sementara itu, Kanada untuk sementara menutup kedutaan besarnya di Kabul karena telah mengevakuasi staf dari ibukota Afghanistan. Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan, para personel Kanada sudah dalam perjalanan pulang. Kedutaan akan dibuka kembali setelah kondisi memungkinkan untuk melakukannya dengan aman.

Duta Besar Prancis untuk Afghanistan men-tweet video dirinya meninggalkan kedutaan di Kabul dengan helikopter, saat pemerintah Prancis mendirikan misi sementara di bandara Kabul.

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bala bantuan militer sedang dikerahkan ke Uni Emirat Arab untuk membantu evakuasi melalui Abu Dhabi.

Kepresidenan Prancis mengatakan akan "melakukan yang terbaik untuk menjamin keselamatan" warga negara Prancis yang masih berada di negara itu serta staf Afghanistan.

Paris telah berjanji untuk menyambut warga Afghanistan yang berada di bawah ancaman karena pekerjaan hak asasi manusia mereka. Pemerintah Prancis menyatakan, lebih dari 600 warga Afghanistan yang bekerja di organisas-organisasi Prancis di Afghanistan telah tiba di Prancis bersama keluarga mereka.

Anggota NATO lainnya termasuk Inggris, Italia, Denmark, Swedia dan Spanyol juga telah mengumumkan evakuasi personel kedutaan.

Inggris bahkan mengerahkan sekitar 600 tentara untuk membantu mengevakuasi sekitar 3.000 warganya dari negara itu.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan "sebagian besar" staf kedutaan yang tersisa di Kabul akan kembali ke Inggris.

"Prioritas kami adalah memastikan bahwa kami memenuhi kewajiban kami kepada semua orang yang telah membantu upaya Inggris di Afghanistan selama 20 tahun, dan mengeluarkan mereka secepat mungkin," kata Johnson.

Denmark, Norwegia dan Finlandia untuk sementara juga menutup kedutaan mereka di Kabul. Finlandia akan menawarkan suaka kepada 170 staf lokal dan keluarga mereka. Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mengatakan pengungsi negara itu akan mencakup penerjemah Afghanistan dan staf lokal lainnya.

Kedutaan Besar Belanda di Kabul juga dievakuasi semalam dan beroperasi dari kantor darurat di dekat bandara Kabul. Pemerintah Belanda juga menyatakan akan menerima para penerjemah Afghanistan dan beberapa staf kedutaan lainnya.

Sementara itu, Rusia mengatakan tidak berencana untuk mengevakuasi kedutaan besarnya di Kabul. Pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia, Zamir Kabulov mengatakan Rusia termasuk di antara sejumlah negara yang menerima jaminan dari Taliban bahwa kedutaan mereka akan aman.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita