GELORA.CO - Pengusaan Istana Kepresidenan di Kabul oleh pasukan Taliban, menjadi momentum bangkitnya nasionalisme bangsa Afghanistan. Semangat ini untuk lepas dari jajahan Amerika Serikat.
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, dalam webinar bertema "Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia", Sabtu (21/8).
"Taliban merujuk ke sana (semangat nasionalisme), untuk melawan penjajahan atau intervensi asing yang dalam hal ini dipersepsikan oleh AS (Amerika Serikat) dan antek-anteknya," kata Hidayat.
Pemilik akronim HNW ini pun memahami, jika kemudian ada yang mempertanyakan aksi Taliban tersebut. Utamanya, dalam kaitan dengan Presiden Ashraf Ghani yang memimpin Afghanistan terpilih secara demokratis melalui pemilu.
"Ada pertanyaan, bukannya pemerintah Afghanistan terpilih secara demokratis? Memang kemarin ada pemilu, tapi apakah pemilu itu benar-benar pemilu yang sebenarnya atau pemilu-pemiluan," katanya.
"Karena yang ikut (pemilu) pun sangat rendah atau di bawah 20 persen," imbuh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini.
Lanjut HNW, gerakan Taliban yang diperbincangkan hari ini, bagi dia sudah tepat untuk mengakhiri era penjajahan Afghanistan oleh Amerika Serikat.
"Bangsa Afghanistan bisa saja disebut victim. Korban daripada penjajahan yang dilakukan oleh asing, AS dan sekutunya," tandasnya.
Selain HNW, pembicara yang dihadirkan pada webinar itu ada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua PP Muhammadiyah Sudarnoto, akademisi Universitas Indonesia Yon Machmudi dan akademisi Universitas Moestopo Ryantori.[rmol]