GELORA.CO - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku tidak percaya dengan kabar adanya keluarga dari pengusaha almarhum Akidi Tio yang mau menyumbangkan Rp 2 triliun untuk membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel). Kekinian sumbangan itu dipastikan hoaks.
Terinspirasi dari cerita itu, Mahfud lantas menceritakan banyaknya orang yang 'ngibul' soal sumbangan.
Mahfud menuturukan, dari dulu sudah ada orang yang kerap berbohong soal harta, sumbangan dan lainnya. Ia sempat mendengar ada yang mengaku pernah menemukan harta karun peninggalan kerjaan Majapahit, tetapi tidak jelas dasarnya.
Kemudian, ada juga yang menunjukkan sertifikat pengakuan hutan Amerika Serikat kepada Presiden Soekarno dari sebuah bank di Swiss pada 1962. Kata Mahfud, yang bersangkutan sampai minta pesawat dan hotel dengan dalih untuk mencairkan uangnya.
Alm Akidi Tio yang menyerahkan bantuan penanganan COVID 19 Rp2 Triliun |
"Ada yang menunjukkan sertifikat pengakuan hutang miliaran dolar Amerika kepada Presiden Soekarno oleh sebuah Bank di Swiss bertahun 1962, dia minta dicarterkan pesawat dan hotel selama seminggu utk mencairkan uang itu bersama 5 orang tapi setelah dicek Bank tersebut tidak ada," kata Mahfud kepada wartawan yang dikutip Suara.com pada Selasa (3/8/2021).
Selain itu Mahfud juga menyebut ada cerita lain yang mengaku membawa satu koper uang dolar Amerika, di mana per lembarnya bernilai 1000 dolar Amerika. Dia meminta agar uang tersebut dicairkan dalam bentuk rupiah ke Bank Indonesia dan berjanji akan memberikan 25 persennya ke pemerintah sebagai hibah.
"Ketika ditanyakan ke BI malah ditertawakan karena Amerika tak pernah mencetak uang dolarnya dengan nilai $1000, paling tinggi cuma yang 100 dolar," ujarnya.
Karena pengalaman tersebut, Mahfud tidak langsung percaya dengan kabar ada yang ingin menyumbang hingga Rp 2 triliun untuk negara. Bahkan ia juga sempat bertanya kepada Gubernur Sumsel Herman Daru yang hadir pada acara penyerahan sumbangan secara simbolis beberapa waktu lalu.
Menurut pengakuan Herman, ia diundang sebagai bagian Forkompimda secara dadakan.
"Ternyata gubernur juga hanya diundang seremoni sebagai Forkompimda secara dadakan tapi tak ada penyerahan barang atau dokumen apa pun," ungkapnya.
Sembari bercerita, Mahfud juga menyematkan pemikiran eks Menkumham Hamid Awaludin pada akun Twitter guna memberikan pandangan lain bagi siapapun yang mempercayai soal sumbangan Rp 2 triliun tersebut.
"Saya mendukung Hamid Awaluddin yang tak mau percaya begitu saja dengan sumbangan 2T dari Akidi Tio itu," tuturnya.
"Makanya saya memposting tulisan Hamid Awaluddin sambil menceritakan pengalaman saya. Itu untuk mengingatkan mereka yang percaya dan bersemangat pada hal yang tak rasional seperti itu."[suara]