Tak Cuma Jakarta, Pontianak Juga Terancam Tenggelam pada 2055

Tak Cuma Jakarta, Pontianak Juga Terancam Tenggelam pada 2055

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Beberapa hari terakhir Kota Pontianak dan sekitarnya terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Tak hanya itu, air pasang laut juga mencapai 1,6 meter.

Bahkan Kepala BPBD Kota Pontianak, Hariyadi S Triwibowo, mengungkapkan, dari beberapa sumber menyebutkan, Pontianak adalah salah satu kota di Indonesia yang akan tenggelam pada tahun 2055.

Ia menjelaskan, beberapa faktor terjadinya banjir, di antaranya adalah kurangnya saluran air atau parit, serta banyaknya infrastruktur bangunan-bangunan di Pontianak, sehingga menyebabkan kurangnya daerah resapan air. “Beberapa daerah di Pontianak terjadi curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem. Ketika terjadi curah hujan tinggi, maka akan banjir. Kita bisa lihat di Pontianak, kota yang asalnya dari delta, dataran rendah, dan banyaknya bangunan-bangunan, semakin sempit. Saluran itu yang menjadi faktor, ketika sedikit saja hujan dengan intensitas tinggi, dan air pasang akan tinggi hingga 1,6 meter, itu akan terjadinya banjir,” jelas Haryadi, kepada awak media, Rabu (18/8/2021)

Haryadi menambahkan, pihaknya selalu melakukan siaga di sepanjang kecamatan di Pontianak Barat, Timur, serta Utara. Namun, saat ini pihaknya juga melakukan siaga banjir di semua kecamatan di Pontianak.

“Kita juga siaga di Jalan Purnama. Tapi kalau intensitas tinggi, dan berlanjut, hampir di semua permukaan di Pontianak terendam. Jalanan juga terendam, ketinggiannya semakin meningkat. Bisa kita rasakan bersama,” terangnya.

Jika pemerintah tidak melakukan upaya pencegahan serta penanggulangan, Haryadi mengatakan, Kota Pontianak bisa terjadi banjir lebih tinggi dari sekarang, atau bahkan bisa tenggelam. “Di permukiman penduduk ada yang sampai 1 meter tingginya. Di jalan-jalan, dulunya hanya berapa centimeter, ada yang tidak tergenang, sekarang tergenang. Semua ini menunjukkan bahwa Pontianak ini harus siaga. Apalagi (pada tahun) 2055, kalau kita tidak melakukan upaya-upata penanggulangan banjir di Pontianak, tentu Pontianak akan lebih tinggi lagi, bisa jadi tenggelam,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Haryadi juga menceritakan, bahwa dulu Kota Pontianak dikenal dengan sebutan `Kota Seribu Parit. "Bangunan-bangunan zaman dahulu juga tinggi (rumah panggung), parit-parit menjadi daerah resapan air," katanya.

“Pontianak ini kan geografisnya berawal dari terbentuknya delta. Pontianak berada di muara, terbentuknya delta, itu berarti Kota Pontianak dalam kondisi rawan terjadi banjir. Kalau kita lihat, pembangunan dulu Pontianak disebut dengan seribu parit, artinya dari dulu Pontianak sudah dibangun dan beradaptasi dengan banjir,” ucapnya.

“Kota yang sudah beradaptasi dengan banjir, maka bangunan-bangunan dulu tinggi, banyak kolong-kolongnya, parit dijaga, mungkin ini jadi pelajaran kita semua. Kalau kita lihat, hari ini kota Pontianak pembangunan semakin masif, parit-parit juga semakin kecil, ini yang mempengaruhi kondisi Pontianak sampai saat ini,” pungkasnya.[lawjustice]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita