GELORA.CO - Ketum Partai NasDem Surya Paloh mengaku waswas dengan kondisi demokrasi di Indonesia saat ini. Surya Paloh menyinggung soal kebebasan dalam kehidupan demokrasi Indonesia.
"Saya justru sebagai ketua umum partai politik yang ada di negeri ini, secara terus terang harus mengakui saya menikmati sistem demokrasi seperti saat ini, tapi di sisi lain saya mempunyai perasaan waswas, mempunyai perasaan yang tidak terlalu confident bahwasanya demokrasi yang ada seperti ini apabila tidak disupervisi secara baik oleh para katakanlah elite bangsa ini yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih kokoh, jauh lebih kuat, jauh lebih memahami bahwasanya arti kebebasan tidak hanya berhenti untuk membuat kebebasan," kata Surya Paloh di akun YouTube CSIS Indonesia, Senin (23/8/2021).
Menurut Surya Paloh, kebebasan tidaklah mutlak tanpa pertanggungjawaban. Warga negara saat ini. menurut Surya Paloh, hanya memahami soal hak mereka.
"Tapi kebebasan tidaklah absolut, kebebasan tetap memerlukan responsibility, kebebasan yang bertanggung jawab. Nah pertanyaannya masalah yang kita hadapi dalam potret sosial kehidupan hari ini, masyarakat dengan era demokrasi yang superliberal ini hanya mengerti hak-hak mereka yang tidak boleh dikurangi sedikit pun, oleh siapa saja, termasuk oleh pemerintah," ujarnya.
Namun di sisi lain, membangun kesadaran warga negara saat ini tidak seimbang dengan respons, antusiasme, serta keinginan apa yang mereka telah peroleh dari kebebasan.
"Artinya negeri ini masih memerlukan satu proses pengedukasian, proses pendidikan agar bangun kesadaran masyarakat kita bisa bangkit hingga timbulnya paling tidak at least semakin mendekati keseimbangan antara hak-hak yang mereka miliki dengan kewajiban kewajiban mereka sertakan," ucapnya.
Jika kondisi ini belum seimbang, bahkan terjadi kepincangan, hal tersebut, menurut Surya Paloh, mempunyai implikasi kepada berbagai aspek kehidupan. Surya Paloh menyinggung masih adanya isu SARA hingga kini.
Tapi realitanya politik identitas menguat, isu SARA masih ada di kanan kiri kita. Apakah nilai-nilai pluralisme kita telah kita jalankan sepenuhnya dengan bangun kesadaran yang tinggi, dengan rasa empati yang ada pada diri kita. Ini belum saya lihat dalam realita kehidupan sehari-hari kita dalam berbangsa dan bernegara," sebutnya.
Menurut Surya Paloh, demokrasi bukanlah tujuan, melainkan adalah suatu alat sistem yang disepakati untuk mengantarkan tujuan. Alat tersebut bisa diubah, diatur, dan ditempatkan secara lebih baik.
"Nah itulah sebenarnya demokrasi yang kita harapkan dan dalam keseharian kita, demokrasi yang kita seperti miliki saat ini kalau tidak disupervisi dalam hal ini, khususnya yang mempunyai otoritas penyelenggara negara ini, saya pikir kita lebih banyak mendapatkan hal-hal lebih mudarat dibandingkan dengan asas manfaat," imbuhnya.(detik)