Soal Cat Ulang Pesawat Presiden, Jansen: Durhaka Kalian ke SBY!

Soal Cat Ulang Pesawat Presiden, Jansen: Durhaka Kalian ke SBY!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, mengritik sikap para pihak yang mendukung rencana cat ulang pesawat presiden

Jansen mengungkapkan, mereka yang mendukung rencana tersebut adalah orang-orang yang dulu menolak pembelian pesawat presiden oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca juga : Musim Depan, Liga Inggris Punya Aturan Baru untuk Penggunaan VAR
“Bagi siapapun kalian yang dulu nolak beli pesawat ini dan sekarang malah menikmati naik di dalamnya, durhaka kalian ke pak SBY yang kalian hujat padahal cuma makai beberapa kali. Jadi tiap kalian naik pesawat ini minta maaflah dalam hati agar tidak sial," ujar Jansen lewat cuitannya di akun Twitter pribadinya @jansen_jsp, Rabu (4/7/2021).

Pada 2006 silam, SBY adalah mengusulkan pembelian pesawat khusus presiden untuk efisiensi anggaran perjalanan dinas. Saat itu, Ketua Fraksi PDIP Cahyo Kumolo menolak rencana tersebut lantaran pada masa itu bukan waktu yang tepat untuk membeli pesawat baru.

Wacana pembelian pesawat baru terus berlanjut ke tahun 2011 yang lada akhirnya SBY memutuskan untuk membeli pesawat khusus presiden pada 2012.

Selain ditolak fraksi PDIP, sikap serupa juga ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mencalonkan diri sebagai presiden pada 2014 lalu.

Jokowi yang saat itu sedang berkampanye ditanyai soal pesawat presiden baru berjenis Boeing Business Jet 2 Green. Pesawat pabrikan Amerika Serikat itu pertama kali tiba di Indonesia pada April 2014.

Menurut Jokowi, pembelian pesawat seharga Rp847 miliar itu belum diperlukan karena anggaran sebesar tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendasar dalam negeri.

Dari sini, Jansen menilai bahwa Jokowi sejatinya punya sikap serupa yang intinya menolak pembelian pesawat presiden lantaran hanya menghambur-hamburkan uang negara.

Sampai kemudian ia tak habis pikir, pesawat yang dulu ditolak oleh kubu PDIP itu nyatanya kini dinikmati oleh Jokowi. Bahkan, sampai merencanakan untuk dicat ulang menjadi warna merah dari awalnya berwarna biru muda.

"Kebanyakan omong kalian sekarang kulihat, padahal kalian yang menolak keras pesawat ini dibeli. Habis kalian kritik Pak SBY padahal cuma makai beberapa bulan. Malah kalian yang terus pakai sampai sekarang," ujar Jansen.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini juga menyoroti para buzzer yang mengelu-elukan rencana Jokowi mencat ulang pesawat presiden.

Ia menyarankan para buzzer sebaiknya mendukung saja rencana penjualan pesawat presiden yang dulu pernah dilontarkan politikus PDIP Maruarar Sirait.

Pada 2014 lalu, Maruarar meminta Jokowi yang baru saja terpilih sebagai presiden agar menjual pesawat kepresidenan. Alasan dia adalah untuk efisiensi anggaran.

Padahal sebab musababnya dibeli pesawat presiden di era SBY justru untuk menghemat anggaran perjalanan dinas presiden yang terlalu besar gara-gara selalu menyewa Pesawat Garuda.

"Untuk para buzzerp, lebih baik kalian dukung pesawat itu dijual sebagaimana usul orang-orsng yang sekarang jadi bagian kekuasaan ini. Apalagi junjungan kalian juga tak setuju ketika dulu dibeli tapi nikmati naik sampai sekarang. Itu maka mulut jangan asal bicara sejarah mencatat waktu menjawab. Salam," katanya.[lawjustice]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita