GELORA.CO - Strategi Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan tampaknya berbeda dengan apa yang dibayangkan pendahulunya, Donald Trump.
Penarikan pasukan AS merupakan tindak lanjut dari kesepakatan damai antara pemerintahan Trump dan Taliban pada Februari 2020. AS berkomitmen untuk mengakhiri misi militernya di Afghanistan dengan imbalan Taliban menghentikan kekerasan dan mau melakukan dialog damai dengan pemerintah di Kabul.
Setelah mengumumkan untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut, Biden menetapkan 11 September 2021 sebagai tenggat waktu, yang kemudian dipercepat menjadi akhir Agustus.
Terburu-burunya penarikan pasukan tersebut dengan strategi yang tidak matang dianggap berbagai pihak sebagai celah yang dimanfaatkan oleh Taliban untuk merebut Afghanistan pada pekan lalu.
Melihat situasi tersebut, Trump menyalahkan Biden. Ketika berbicara saat kampanye di hadapan pendukungnya, Trump mengatakan penarikan pasukan AS harus dilakukan dengan hati-hati hingga Taliban tidak menyadari Washington telah pergi dari Afghanistan.
Dalam skemanya, Trump menjelaskan, AS harus mengevakuasi seluruh warga sipilnya dari Afghanistan, lalu memboyong pulang semua senjata, sebelum menarik pasukan. Bahkan sebelum militer angkat kaki, AS harus meledakkan pangkalan militer di Afghanistan agar tidak digunakan Taliban.
Tetapi dengan Taliban yang sudah mengambil alih kekuasaan, Trump berpendapat AS harus kembali ke Afghanistan.
"Sekarang kita mungkin terpaksa masuk karena orang yang memerintah negara kita ini telah membuat keputusan yang mengerikan untuk menarik seluruh pasukan kita yang kuat. Kita mungkin dipaksa untuk kembali," ujar Trump, seperti dikutip Bulgarian Military.
Menurut Trump, kondisi saat ini membuat Rusia akan kembali ke Afghanistan, sehingga tidak ada pilihan lain bagi AS untuk melakukan hal yang sama ketika waktunya tepat.
“Yang harus Anda lakukan adalah bertanya kepada Rusia apa yang mereka pikirkan. Saya mendengar mereka akan kembali sekarang," kata Trump.
Bagi Trump, skema penarikan pasukan AS oleh Biden merupakan penghinaan terbesar dalam sejarah AS. Bahkan ia menyebut AS meninggalkan 83 miliar dolar AS senjata di Afghanistan. (RMOL)