GELORA.CO - Ketua Umum Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule kembali mengkritik Presiden Jokowi. Menurutnya, apa yang disampaikan pemerintah selalu terbalik.
Cuplikan pidato dari Presiden Joko Widodo yang menyebut Indonesia sebagai negara besar karena sudah masuk dalam jajaran negara G-20, mendapat kritikan dari Ketua Umum Jaringan Aktivis ProDEM ini.
Iwan Sumule mengaku tidak kaget lagi dengan pemaparan yang muluk dari Presiden Jokowi. Pasalnya, fakta selalu memberikan bukti bahwa apa yang disampaikan pemerintah selalu terbalik.
“Fakta selalu terbalik,” tegasnya, Minggu pagi (29/8).
Dia mengingatkan bahwa Indonesia saat ini merupakan negara berpenghasilan menengah ke bawah dan setara dengan Timor Leste.
“GNI Indonesia turun dari 4.050 dolar AS ke 3.870,” ujarnya.
Sementara untuk disebut sebagai negara maju, pendapatan per kapita Indonesia harus mencapai 12.000 dolar AS.
Tidak hanya itu, laju ekonomi juga harus tumbuh 8 persen per tahun.
Iwan Sumule mengurai bahwa ekonomi tumbuh konsisten menurun saat Indonesia di tangan Jokowi.
Bahkan sejak sebelum pandemi yang mandek di angka 5 persen dan anjlok di angka 4 persen, sebelum akhirnya minus saat pandemi
“NKRI telah di tepi jurang. Bangun!” tutupnya.
Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia adalah negara besar dan sudah masuk negara G20.
“Saya sudah sampaikan pada Kemenlu, pada seluruh menteri, agar kita ini tidak lagi mencari-cari bantuan-bantuan. Kita itu sudah harus seharusnya membantu, membantu, membantu. Harus dibalik,” katanya.[pojoksatu]