Presiden Jerman: Gambaran di Bandara Kabul Membuat Malu Politik Barat

Presiden Jerman: Gambaran di Bandara Kabul Membuat Malu Politik Barat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Situasi yang saat ini terjadi di Afghanistan memang tak bisa dipisahkan dari keterlibatan negara-negara Barat. Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, menyatakan bahwa Jerman telah ikut memikul tanggung jawab atas tragedi kemanusiaan di Afghanistan.

Ia mendesak pihak berwenang untuk melakukan segalanya bagi warga Afghanistan yang takut kehilangan nyawa mereka setelah Taliban merebut kekuasaan di seluruh negeri.


“Gambaran keputusasaan di bandara Kabul memalukan bagi politik Barat,” kata Frank-Walter Steinmeier pada konferensi pers di Berlin, sehari setelah ribuan warga Afghanistan berbondong-bondong ke bandara Kabul, mencoba melarikan diri dari negara itu dengan pesawat yang akan berangkat.

“Pada hari-hari ini, kita mengalami tragedi kemanusiaan di mana kita berbagi tanggung jawab, dan titik balik politik yang telah mengguncang kita dan akan mengubah dunia,” tegasnya, seperti dikutip dari Reuters.

Steinmeier juga meminta pihak berwenang Jerman untuk membantu dan mengevakuasi semua orang yang bekerja untuk tentara Jerman dan lembaga lainnya.

“Bersama dengan sekutu kami, kami juga harus mencari cara untuk membantu mereka yang sekarang terancam oleh kekerasan atau kematian di Afghanistan,” tambahnya.

Pemerintah Jerman mendapat kecaman yang meningkat minggu ini karena gagal mengevakuasi staf pendukung Afghanistan dan keluarga mereka dari negara itu sebelum Taliban mengambil alih Kabul pada hari Minggu.

Pada hari Senin, Jerman mengirim tiga pesawat militer untuk mengevakuasi personel diplomatik dan staf lokal Afghanistan yang tersisa, tetapi hanya satu yang bisa mendarat karena kekacauan di bandara. Pesawat lainnya dialihkan ke negara tetangga.

Dalam beberapa minggu terakhir, Berlin mengevakuasi hampir 2.000 staf lokal dari Afghanistan, menurut pemerintah.

Tetapi lebih dari 10.000 masih berusaha melarikan diri dari negara itu, termasuk warga Afghanistan yang bekerja untuk badan-badan pembangunan Jerman, organisasi non-pemerintah, dan media, serta aktivis hak asasi manusia dan pengacara.

Politisi Sosial Demokrat terkemuka, yang pernah menjabat sebagai menteri luar negeri itu nampaknya menahan diri untuk tidak secara terbuka mengkritik Presiden AS Joe Biden, yang keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan telah membuka jalan bagi pengambilalihan cepat negara itu oleh Taliban.

Jerman memiliki kontingen militer terbesar kedua di Afghanistan setelah AS, dan 59 tentara Jerman tewas dalam pertempuran melawan Taliban.  

Menyusul keputusan AS, Jerman menyelesaikan penarikan pasukannya dari Afghanistan pada akhir Juni.(RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita