GELORA.CO - Pandemi virus korona berdampak pada nasib ribuan anak-anak di Jatim. Mereka harus kehilangan orang tua yang meninggal akibat infeksi virus tersebut.
Berdasar prediksi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Jatim, diperkirakan ada sekitar 5.082 anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19. ”Prediksi tersebut berdasar asumsi seperempat jumlah penduduk Jatim saat ini adalah anak berusia 0–18 tahun,” kata Kepala DP3AK Jatim Andriyanto.
Situasi tersebut berpotensi berpengaruh terhadap kondisi psikologis mereka. Karena itu, DP3AK bekerja sama dengan lembaga masyarakat dan forum anak menginisiatori pembukaan pemulihan psikososial terpadu. ”Setiap anak akan mendapatkan pendampingan dari teman-teman psikolog untuk menghilangkan trauma yang dialami,” katanya.
Saat ini, DP3AK berkoordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan pendataan anak yang menjadi yatim/ yatim piatu. ”Pendataan berdasar by name by address. Diharapkan bisa selesai pekan ini,” jelasnya.
Setelah didata, tim akan menganalisis kebutuhan anak. Yang mengalami traumatik bakal didampingi psikolog. ”Paling tidak setiap kabupaten/kota ada 4 psikolog yang siap memberikan pendampingan,” katanya.
Selain itu, bantuan seperti masker, hand sanitizer, makanan, dan minuman bergizi akan diberikan. Intervensi juga dilakukan untuk peningkatan kapasitas anak dengan edukasi dan pelatihan kewirausahaan.
Untuk perlengkapan tersebut, Andriyanto mengatakan, pihaknya sudah memberikan permohonan bantuan dari pusat dan Pemprov Jatim. Khususnya perihal penyediaan anggaran dalampenanganandanpendampingan anak-anak yatim ke depan.
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim Isa Ansori mengungkapkan, langkah DP3AK Jatim itu perlu didukung penuh.[jawapos]