GELORA.CO - Anggaran kesehatan pada tahun ini diproyeksi meningkat hingga Rp 300 triliun oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Hal itu disebabkan keberadaan virus Covid-19 varian delta yang memberikan dampak pada kebutuhan penanganan yang lebih tinggi.
Namun, proyeksi kenaikan anggaran kesehatan itu dipertanyakan epidemiolog Universitas Indonesia, Pando Riono.
Menurutnya, anggaran kesehatan yang sejauh ini masih dipatok sebesar Rp 193,93 triliun di dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN), penggunaannya tidak terlihat jelas.
Pandu menegaskan, kondisi kesehatan masyarakat di masa pandmei kali ini masih belum memperlihatkan perbaikan, sehingga ia bertanya-tanya kegunaan dari anggaran kesehatan yang rencananya akan dinaikan hingga Rp 300 triliun.
"Anggaran Kesehatan naik RP 300 triliun untuk anggaran kesehatan, tapi hilang tak berbekas, tidak ada dampak yang jelas pada status kesehatan publik, termasuk pandemi yang tak terkendali," ujar Pandu dalam akun Twitternya, Kamis (5/8).
"Dana sebanyak itu untuk apa saja ya?" tanya Pandu menutup kicauannya sembari mentag Kementerian Keuangan, BKF Kemenkeu, dan Kementerian Kesehatan.
Hingga 18 Juni 2021, realisasi anggaran sektor kesehatan baru sebesar Rp 39,55 triliun atau 22,9 persen dari pagu Rp 172,84 triliun di tengah melonjaknya kasus positif Covid-19. (RMOL)