GELORA.CO - Ketua DPD RI, La Nyala Mahmud Mattaliti menyatakan tak setuju dengan penyebutan Indonesia sebagai negara gagal dalam tangani pandemi Covid-19. Bahwa ada kekurangan memang harus diakui.
Hal itu disampaikan La Nyala dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021).
Awalnya, La Nyala mengatakan, bahwa penanganan pandemi perlu diapresiasi atas upaya dan usaha yang telah dilakukan pemerintah. Menurutnya, tidak mudah, menangani di sektor kesehatan dengan menjaga keseimbangan di sektor ekonomi.
"Oleh karena itu, kami tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa negara telah gagal dalam menangani pandemi ini. Bahwa ada kekurangan, memang harus diakui," kata La Nyala dalam pidatonya.
La Nyala mengatakan, apresiasi juga perlu disampaikan terkait dengan Pemulihan Ekonomi Nasional, dimana Indonesia mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi. Meskipun masih didominasi belanja konsumsi yang juga ditopang government spending.
"Tentu kami berharap pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh indikator Purchasing Managers Index Manufaktur Indonesia yang baik," tuturnya.
Lebih lanjut, La Nyala berharap industri yang berjalan bukan hanya didominasi industri farmasi saja. Tetapi juga industri yang padat karya lainnya.
Sidang Tahunan
Untuk diketahui, Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar memastikan bahwa pengamanan yang dilakukan sudah maksimal.
Kendati kehadiran fisik di Kompleks Parlemen dibatasi hanya 60 orang, tetapi pengamanan yang diterapkan karena kehadiran presiden itu dilakukan semaksimal mungkin.
"Untuk keamanan sebenarnya enggak jauh beda, yaitu gunakan keamanan maksimal, sama seperti tahun lalu," ujar Indra, Minggu (15/8/2021).
Hanya saja, kata Indra, memang untuk tampak fisik keamanan dibuat tidak mencolok seperti tahun sebelumnya. Namun ia enggan menyebutkan rinci berapa jumlah pengamanan yang dikerahkan.
"Saya pastikan keamanan akan lebih tidak kelihatan tapi akan maksimal," kata Indra.
Sementara itu, terkait kehadiran yang dibatasi hanya 60 orang di dalam ruang sidang, Indra mengatakan pelaksanaan sidang tahunan kali ini memang dibuat minimalis dengan pembatasan kehadiran. Mengingat situasi saat ini masih di tengah pandemi, di mana kebijakan PPKM berskala lebel masih diterapkan.[suara]