GELORA.CO - Peringatan atau wanti-wanti yang disampaikan Presiden Joko Widodo soal potensi lonjakan Covid-19 di luar Pulau Jawa mulai terdengar seperti angin lalu.
Setidaknya perasaan itu yang kini dirasakan oleh Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi.
Peringatan Jokowi tersebut, baginya, justru mengingatkan kembali apa yang sudah diwanti-wanti publik di awal Covid-19.
Kala itu, tepatnya di awal tahun 2020, para pakar, ahli, dan akademisi beramai-ramai meminta pemerintah untuk serius menangkal potensi masuknya virus mematikan yang merebak di Wuhan, China tersebut. Tapi peringatan yang disampaikan justru diabaikan.
Bahkan para pejabat dengan jumawa menjadikan isu besar tersebut sebagai bahan lelucon. Mulai disebut Indonesia terlalu panas, birokrasi berbelit untuk virus masuk, hingga virus akan mati sendiri.
“Sejak awal 2020 para ahli sudah ingatkan virus komunis China Covid-19 bakal libas dunia. Tapi rezim Joko Widodo jadikan Covid lelucon,” tuturnya pada redaksi, Minggu (8/8).
Sementara hingga saat ini, peringatan dari publik juga diabaikan. Pemerintah terus membuat anggaran besar yang rawan dikorupsi dan tidak tepat sasaran. Di satu sisi tenaga kerja asal China juga terus didatangkang.
“Kini puluhan ribu rakyat tewas, dunia isolasi NKRI,” sambungnya.
Presiden Joko Widodo sempat mengurai ada lima provinsi yang berpotensi mengalami lonjakan Covid-19. Yaitu Kalimantan Timur (Kaltim), Sumatera Utara (Sumut) Papua, Sumatera Barat (Sumbar), dan Kepulauan Riau.
"Saya melihat ini angka-angka hati-hati ini yang 5 provinsi yang tinggi-tinggi 5 Agustus kemarin, Kaltim, kasus aktif yang ada 22.529 kasus, Sumut 21.876 kasus, Papua 14.989 kasus, Sumbar 14.496 kasus, Kepulauan Riau 13.958 kasus itu hari kamis," kata Presiden Jokowi dalam video pada akun Setpres yang dilihat, Minggu (8/8). (RMOL)