GELORA.CO - Aktivis yang kini menjadi Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini menanggapi mural yang bertebaran di sejumlah wilayah Jabodetabek. Mural itu berisi pesan-pesan yang terkait dengan pandemi, kondisi ekonomi, dan kebijakan pemerintah seperti Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Salah satu mural yang menjadi sorotan adalah yang bertuliskan "Tuhan aku lapar" di Tangerang. Belakangan, mural itu sudah dihapus aparat setempat.
"Lapar kita beli makan, bukan beli cat," kata Faldo dalam wawancara dengan tvOne, Jumat, 13 Agustus 2021.
Faldo menegaskan bahwa Presiden Jokowi tidak pernah takut di-bully, atau dikata-katai seperti king of lip service, PKI, China dan lain-lain. Dia menyebut Jokowi juga tidak marah.
"Yang ada dalam pikiran Pak Jokowi adalah selalu ingin bertemu rakyat, pandemi membaik. Itu fokus pemerintah," kata dia.
Faldo menegaskan fokus pemerintah yang utama hari ini bukan soal mural. Dia mempersilakan masyarakat membuat mural sebanyak-banyaknya asalkan disampaikan ke pemda setempat karena sudah ada aturannya.
"Mural yang dikonsep, dikoordinasikan ke pemda bukan tindakan yang vandalis. Justru menyemarakkan ruang kota," kata Faldo.
Namun, Faldo mengatakan bagi mural yang dibuat di tempat-tempat yang dilarang, atau tidak memenuhi aturan maka bisa masuk kategori tindakan vandalisme, dan melanggar KUHP. Selain itu, dia juga mengingatkan kemungkinan adanya provokasi dan adu domba.[viva]