GELORA.CO - Seorang pasien Covid-19 di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditemukan tewas di kolam ikan.
Diduga pasien tersebut berusaha kabur dan terjatuh ke kolam ikan milik warga.
Korban berinisial AR (41) warga Imogiri, Bantul yang dirawat di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC).
AR ditemukan tewas di kolam ikan milik warga yang berada di samping RSLKC, Selasa (3/7/2021)..
Direktur RSLKC Bantul, dr Tarsisius Glory membenarkan kejadian tersebut.
Diungkapkannya, pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19 pada 30 Juli 2021 kemarin.
Karena mengalami gejala sesak nafas, pasien tersebut dirujuk ke shelter kabupaten yang berada di Niten pada 31 Juli 2021.
Di shelter Niten, dokter melakukan assesment dan karena pasien mengalami sesak napas maka dirawat di ruang isolasi shelter Niten.
Di ruang isolasi tersebut dilakukan manajemen perawatan, seperti observasi memberikan oksigen dan sebagainya.
"Dan tanggal 1 Agustus, hari Minggu, tim shelter merujuk ke RSLKC karena pasien mengalami sesak napas, dan membutuhkan perawatan yang lebih. Kita lakukan perawatan dan kejadian (pasien kabur) terjadi pada tanggal 3 Agustus, hari Selasa," ujarnya.
Dokter Glory pun mengungkapkan bahwa pada Selasa dini hari ia mendapat laporan dari dokter jaga bahwa pasien AR tidak berada di ruang perawatan.
"Saya mendapat laporan dari dokter jaga, ada pasien yang tidak ada di bed, sudah dicari kemana-mana tapi tidak diketahui keberadaan pasien tersebut."
"Begitu saya dalam perjalanan menuju ke RSLKC, tim dari dari RSLKC menyatakan bahwa ada penemuan mayat di kolam tetangga," ungkapnya.
Mendapat laporan itu, Glory pun langsung menghubungi Polsek Bambanglipuro untuk meminta bantuan tim Inafis dari Polres Bantul untuk melakukan evakuasi dan identifikasi.
Benar saja, begitu dilakukan identifikasi, jenazah korban yang ada di kolam ikan merupakan pasien AR.
"Tim kami terjunkan ke sana, mengecek lokasi dan dipastikan itu pasien yang kami rawat yang sejak semalam jam 2.30 tidak ditemukan di bed," ucapnya.
Dari hasil penelusuran, pasien tersebut terpantau CCTV dan meninggalkan ruangan tempat ia dirawat yang berada di lantai bawah.
Ia sempat mencari lubang hepa filter yang diduga akan digunakan untuk kabar dari RSLKC.
Akhirnya pasien menuju ke lantai dua dan masuk ke kamar mandi perempuan.
Di ruangan itu tidak terpantau CCTV namun diduga ia berhasil kabur dengan naik ke jendela ruang konsultasi.
Dan karena jendela tersebut merupakan jendela kaca dengan rangka alumunium, maka akan sangat mudah didobrak.
Akhirnya pasien keluar lewat jendela tersebut.
"Jarak antara kolam dengan tembok mepet. Mungkin karena tidak hati-hati menyebabkan dia terpeleset dan jatuh ke dalam kolam," ujarnya.
Terlebih kondisi pasien yang belum sepenuhnya sembuh mengakibatkan kondisi tubuhnya masih lemah.
Saat datang ke RSLKC, pasien sudah mengalami desaturasi oksigen, di mana oksigen pasien di bawah 95, tepatnya saat itu berada di angka 87.
Pihak rumah sakit sebenarnya telah melakukan penanganan dan mampu menaikkan saturasi oksigen pasien ke 97.
Diduga karena sudah merasa sehat, pasien tersebut berusaha untuk keluar dari rumah sakit, hal itu diperkuat pernyataan dokter jaga bahwa saat dirawat pasien sempat meminta melepas infus dan mengaku hanya merasakan pusing saja.
Dari hasil analisa terbaru, pukul 20.00 WIB sebelum kejadian, pihak rumah sakit sempat melakukan upaya nebulizer atau pengobatan untuk melonggarkan nafasnya.
"Mungkin karena dia sudah merasa enak, dia berusaha untuk kabur," katanya.
"Jadi bukan meninggal karena Covid-19, tapi meninggal karena kecelakaan, karena ketidakhati-hatian," tandasnya.
Tubuh korban ditemukan oleh pemilik kolam ikan pada sekitar pukul 07.30 pagi.
Saat itu pemilik kolam hendak memberi makan ikan di kolam pekarangan rumahnya yang berbatasan dengan RSLKC.
Lebih lanjut ia menjelaskan, setelah berhasil dilakukan evakuasi dan identifikasi, pihaknya lantas menghubungi pihak keluarga dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
"Dan karena ini murni kasus kecelakaan dan keluarga sudah menerima, dan kami lakukan rukti dan hari ini jam 10.45 jenazah kita berangkatkan untuk dilakukan pemakaman dengan prosedur covid-19," urainya.
Terkait evaluasi ke depannya, Glory mengaku akan meningkatkan pengawasan di RSLKC.
Bahkan memasang beberapa fasilitas penunjang untuk pengamanan di sekitar RSLKC.
"Evaluasi sudah dilakukan, seperti pemasangan teralis, penyekatan juga sudah dilakukan semua. Dengan ini kita tingkatkan benteng belakang dan memasang galvalum mungkin," tutupnya.[tribun]