GELORA.CO - Seorang pilot bernama Dion Abu Bakar menjadi pusat perhatian karena selamat dari Segitiga Bermuda. Menurut keterangan pilot yang berasal dari Malaysia tersebut, azan menjadi salah satu yang menyelamatkannya atas izin Tuhan.
Kapten Dion mengenang saat memasuki daerah Segitiga Bermuda, kondisi di sekelilingnya baik di laut hingga langit berubah menjadi putih seperti kapas. Keadaan seperti tentu saja membuat Dion ketakutan. Apalagi lokasi tersebut dikenal berbahaya.
Meski dalam kondisi panik setengah mati, Kapten Dion mengaku spontan mengumandangkan adzan dengan keras.
Keajaiban pun terjadi. Dalam sekejap kondisi yang awalnya mencekam tiba-tiba kembali normal seperti sediakala. Langit sekelilingnya pun kembali berwarna biru cerah.
Dilansir dari media lokal Malaysia, ujian terhadap Kapten Dion yang terjadi tahun 1964 itu tak berhenti di sana.
Tak lama berselang setelah menghilangnya ‘pemandangan kapas’, pilot Negeri Jiran tersebut menyadari jika pesawat yang ia pandu berada dalam kondisi Spiral Driver, alias terjun bebas ke laut.
Beruntung, berkat kepiawaiannya dalam mengemudikan pesawat, Dion dan co-Pilot nya berhasil kembali menerbangkan pesawatnya hingga mendarat di Florida Amerika Serikat (AS).
Kapten Dion pernah menjadi pilot carter untuk perusahaan penerbangan Air America sekitar 1970-an.
Dia mempelajari ilmu penerbangan di Singapore Flying Club pada tahun 1964 setelah menyelesaikan pelajaran tingkat sekolah menengah. Tempat pesawat yang pernah dipandunya adalah Hercules C130, Boeing 747 dan 757 serta Airbus 320.
Segitiga bermuda ini merupakan wilayah di barat Samudera Atlantis yang dilingkari garis bayangan, seluas 1,140,000 km persegi (sekitar 440.000 mil persegi). Mulai dari Pulau Bermuda ke Florida kemudian ke Puerto Rico dan berpatah kembali ke Pulau Bermuda.
Perairan tersebut setidaknya telah menghilangkan 50 kapal dan 20 pesawat secara misterius. Banyak orang yang juga menyebut bahwa Segitiga Bemuda kawasan setan.
Namun sejumlah ilmuwan belakangan menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa dijelaskan secara ilmiah soal keangkeran Segitiga Bermuda. Salah satunya soal keberadaan metana di Segitiga Bermuda juga sempat dianggap pemicu raibnya pesawat atau kapal yang melintas.
Pasalnya, senyawa metana ini mampu membentuk gelembung gas yang menyebabkan lubang hisap yang bisa menelan kapal atau pesawat. Namun, hal ini kemudian ditentang oleh Carolyn Ruppel, seorang geofisikawan U.S karena menurutnya, metana akan lebih dahulu diurai oleh mikroba laut sehingga tidak mungkin ada metana murni di permukaan.
Selain itu, daerah perairan Segitiga Bermuda adalah sangat besar, yaitu berkisar 1300 meter kubik menurut Data National Ocean Service. Ini berarti selain luas, kedalaman laut juga berpengaruh. Kapal atau pesawat yang tenggelam bisa hancur berkeping-keping karena tekanan yang besar sehingga tidak meninggalkan bekas sama sekali.
Aviation Safety Network dan U.S. Coast Guard (USCG) juga pernah memberikan penjelasan mengenai penyebab fenomena yang terjadi di Segitiga Bermuda. Mereka mengatakan bahwa cuaca pada daerah Segitiga Bermuda termasuk dalam aktivitas yang ekstrem seperti angin topan atau badai tropis sehingga memicu disorientasi pada kapal ataupun pesawat yang melintas.
Kejadian ini kemudian kembali diposting oleh @catatanunik dan berhasil mengundang banyak komentar dari warganet.
“Masih penasaran. Apa yg sebenarnya terjadi disana. Subhanallah,” kata @wahyu.aa_uu.
“Lautan paling misterius dah gk ada yg tahu apa sebenarnya dibalik misteri segitiga Bermuda itu,” ungkap @alviin_hb
“Makanya dilaut nya banyak bangkai pesawat. Bangkai kapal,” kicau @nurhayati_catycat. [kumparan]