GELORA.CO - Pasca keputusan Presiden AS Joe Biden untuk menarik pasukannya di Afghanistan, membuat situasi politik di negara itu berubah 180 derajat. Kelompok Taliban, kini telah menguasai Kabul, Ibu Kota Afghanistan termasuk Istana Kepresidenan.
Sementara masyarakat panik. Berebut keluar negara itu. Hingga nekat untuk menyerbu bandara agar bisa diangkut. Bahkan dalam video yang banyak beredar, terlihat beberapa korban sampai jatuh dari pesawat karena nekat naik. Hingga menimbulkan korban jiwa.
Namun Afghanistan punya cerita bagi Presiden RI Joko Widodo. Dia adalah Presiden RI yang kedua menginjakkan kakinya di negara tersebut. Setelah sebelumnya Presiden Soekarno sempat ke sana.
Konflik di Afghanistan puluhan tahun lamanya yang turut melibatkan Taliban, membuat situasi di negara tersebut tidak kondisuf. Aksi-aksi bom bunuh diri, bahkan hampir setiap saat terjadi.
Itu pula yang diceritakan Presiden Joko Widodo, saat melawat ke Afghanistan pada Januari 2018. Dalam buku 'Jokowi: Menuju Cahaya' tulisan Alberthiene Endah, Jokowi menjelaskan kunjungannya di tengah ledakan bom.
"Saya memiliki niat besar bertandang ke negeri itu dan mendiskusikan masalah perdamaian yang koyak di sana akibat perang saudara antara dua suku. Bayangkan, mereka berkonflik selama 40 tahun. Tak ada yang diuntungkan. Kedua belah pihak yang berkonflik sama-sama menderita," kata Jokowi dalam buku tersebut, dikutip VIVA, Senin 23 Agustus 2021.
Kunjungan Jokowi ini sebelumnya diawali kehadiran Presiden Afghanistan Ashraf Ghani ke Jakarta. Dalam lawatannya itu, Kepala Negara mendapat banyak cerita tentang efek konflik di negara tersebut.
Presiden Ghani berharap, Jokowi bisa ke sana. Salah satu yang diharapkan, adalah dunia bisa melihat kalau Afghanistan aman. Selain menyangkut soal perdamaian, yang Indonesia juga mengambil peran dalam membangun dialog perdamaian.
Keputusan untuk mengiyakan akan datang ke Afghanistan, sempat mengundang tanya. Bahkan menteri kabinet, kata Jokowi, menegaskan agar Jokowi tidak ke sana mengingat keamanan yang mengkhawatirkan, dan bisa berdampak pada pribadi.
Agenda Jokowi tidak berubah, tetap diputuskan ke Afghanistan. Tapi, di tengah kegigihan untuk tetap ke sana, berentetan aksi bom dengan menewaskan banyak jiwa.
"Delapan hari sebelum saya berkunjung ada bom besar meledak dan menewaskan 103 orang. Dua hari sebelum saya berangkat, meledak bom yang menewaskan sedikitnya 20 orang. Dan dua jam sebelum saya dan rombongan mendarat, meledak bom yang menewaskan lima orang. Saya tetap bernyali," tegas Jokowi.
Di Istana Kepresidenan, Presiden Ashraf Ghani dan pejabat negara lainnya telah menunggu. Dari Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Presiden Jokowi dan rombongan ke Istana Kepresidenan berlangsung lancar. Walau ledakan bom beberapa jam sebelumnya, terjadi.
Hingga kemudian berbagai acara kenegaraan, dilakukan di sana. Kehadiran Presiden Jokowi berlangsung lancar tanpa ada gangguan keamanan. Bahkan sampai lepas landas menuju Tanah Air, tanpa ada gangguan keamanan. Sujud syukur Menlu Retno dan Komandan Paspampres di pesawat Kepresidenan, mengakhiri perjalanan Jokowi di tengah ledakan bom.[viva]