GELORA.CO - Dengan menggunakan asesmen Tes Wawasan Kebangsaan, KPK menyaring pegawai-pegawainya yang bisa diangkat sebagai PNS. Berstatus sebagai PNS merupakan konsekuensi dari revisi UU KPK.
Sayangnya, banyak pihak yang mempertanyakan keabsahan Tes Wawasan Kebangsaan yang digelar pimpinan KPK tersebut. Alasannya jelas, banyak yang tak lolos dari Tes Wawasan Kebangsaan atau belakangan sering disingkat TWK itu adalah orang-orang yang selama ini punya peran penting dalam pengungkapan kasus korupsi.
Satu nama yang jelas tersingkir karena dinilai tak lolos TWK adalah Novel Baswedan. Rekam jejak Novel sudah tidak diragukan lagi. Ia bahkan harus merelakan kedua matanya rusak karena diserang sekelompok orang yang diduga suruhan koruptor.
Komnas HAM dan Ombudsman RI bahkan ikut turun tangan menelisik keabsahan dari pelaksanaan TWK yang digelar KPK. Ada dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan tes wawasan kebangsaan yang kemudian menyingkirkan sejumlah penyidik yang selama ini telah mengabdi di KPK
Presiden Jokowi disebut telah menerima rekomendasi Ombudsman dan Komnas HAM. Sayangnya, meski didesak banyak pihak dan kekuatan sipil, Jokowi tak segera mengambil keputusan. Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, Dini Purwono mengatakan Presiden masih menunggu keputusan MA dan MK. Saat ini, para pegawai yang tersingkir karena TWK itu tengah melakukan gugatan hukum ke MA dan MK.
Proses seleksi pegawai KPK untuk menjadi PNS ini mengalami tarik ulur. Dari semula 75 orang yang tak lolos, kini tertinggal 56 pegawai yang dinonaktifkan karena dinilai tak bisa dibina lagi.
Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harap melalui akun Twitternya @yudiharahap46 dan mantan Jubir KPK Febri Diansyah @febridiansyah membagikan profil sejumlah pegawai KPK yang tersingkir setelah asesmen TWK. Berikut ini sedikit dari mereka yang tak lolos tes wawasan kebangsaan.
Sujanarko
Sujanarko, sudah 17 tahun mengabdi di KPK. Jabatan terakhirnya Direktur PJKAKI atau Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi. Sebuah unit yang bertugas membina jaringan antikorupsi nasional dan internasional, membantu pelacakan aset di luar negeri, serta koordinasi dengan apparat penegak hukum lintas negara.
Pada tahun 2015, Presiden Jokowi memberikan penghargaan Satyalancana Wira Karya sebagai tanda kehormatan karena darma bakti yang besar kepada nusa dan bangsa. Kerena tugas jabatan dan pengalaman, ia mempunyai jaringan yang luas dengan penegak hukum di luar negeri sehingga membuat KPK bisa mengakses bukti hingga mencari orang yang kabur atau berada di luar negeri.
Giri Suprapdiono
Giri merupakan Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK. Pada Desember 2020, Giri menerima penghargaan Makarti Bhakti Nagari. Ia juga lulusan terbaik pelatihan kepemimpinan nasional II angkatan XVII di LAN.
Giru juga mendapat bintang Satyalancana Wira Karya yang merupakan penghargaan bagi warga negara yang telah memberikan darma bakti besar kepada negara dan bangsa Indonesia. Giri merupakan lulusan dari ITB dan S2 Erasmus University of Rotterdam.
Hotman Tambunan
Hotman merupakan Kepala Satgas Pembelajaran Internal atau ACLC Anti-Corruption Learning Center. Merupakan lulusan ITB dan UGM. Merupakan pegawai angkatan pertama, masuk lewat program Indonesia Memanggil pada awal-awal KPK berdiri. Hotman termasuk yang menggugat pimpinan KPK ke PTUN, dan menang di pengadilan. Sebagai salah satu pendiri Oikumene di KPK.
Rasamala Aritonang
Rasamala adalah Kepala Bagian di Biro Hukum. Meski tercatat sebagai Kepala Biro Hukum dan kandidat doktor ilmu hokum, Rasamala tidak dilibatkan dalam sejumlah penyusunan aturan Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK.
Padahal pada 2018, di era Ketua KPK Agus Rahardjo, Rasamala diminta mendampingi 5 pimpinan KPK bertemu Presiden Jokowi di Istana membahas RUU KUHP.
Tigor Simanjuntak
Tercatat sebagai fungsional senior di Biro Hukum KPK. Telah belasan tahun mengabdi di KPK, dan disebut sebagai salah penjaga kredibilitas KPK dari aspek hukum. Tigor disingkirkan karena tak lolos TWK dan dicap merah dan disebut tidak bisa dibina.
Ambarita Damanik
Penyidik senior di KPK dan menangani banyak kasus penting salah satunya kasus besar seperti proyek E-KTP. Dam, sapaan akrabnya, juga pernah masuk dalam Pasukan Perdamaian Baret biru PBB dalam kontingen Garuda di Kamboja bersama anggota satgas Anti Teror dan Bom untuk memburu teroris. Tak tanggung-tanggung Damanik juga pernah mendapat penghargaan dari FBI melalui Duta Besar Amerika Serikat atas jasanya dalam memberastas korupsi.
Harun Al Rasyid
Harun merupakan salah satu kasatgas penyidik KPK dan Wakil Ketua Wadah Pegawai KPK. Pria kelahiran Madura ini juga dikenal dengan Raja OTT karena banyak menangkap basah pejabat yang menerima uang suap. Ia juga merupakan doktor hukum yang telah menulis dua buku, yaitu Analisis Politik Uang di Indonesia dalam Perspektif Maqashid al Syariah dan Fikih Persaingan Usaha dan Moralitas Antikorupsi.
Andre Nainggolan
Andre Nainggolan atau akrab disapa Nenggo merupakan bintang dari tim penyidikan korupsi bansos. Lulusan AKPOL tahun 2000 dan Master of Transnational Crime Prevention dari Wollongong University Australia ini dikenal cerdas dalam investigasi. Sebagai pemimpin tim , Nenggo kerap diundang sebagai narasumber penyelidikan bansos. Dengan mengantongi Certificate of Fraud Examiner, ia juga punya bakat seni dalam menggambar selain insting investigasinya.
Rizka Anung Nata, Budi Agung Nugroho, Afief Julian Miftah, Budi Sukmo
Semuanya adalah Kepala Satuan Tugas Penyidik di KPK. Keempatnya adalah perwira polisi alumni Akpol tahun 1999. Sebelum di KPK mereka telah ditempatkan di berbgai Polda. Mereka telah memimpin penanganan kasus-kasus korupsi besar dan lintas negara. Karena tugasnya, mereka harus menghadapi berbagai teror bahkan hingga ke dalam gerbang rumah.
Yudo Purnomo Harahap
Namanya cukup popular menghiasi halaman koran dan layar televisi. Sebagai Ketua Wadah Pegawai KPK ia memang menjalankan tugas sebagai juru bicara para pegawai KPK. Sering berseberangan dengan pimpinan KPK.
Ia pernah ditugaskan di unit edukasi antikorupsi, sekarang menjadi penyidik yang menangani kasus-kasu besar, termasuk kasus korupsi E-KTP dan melakukan penangkapan dalam operasi tangkap tangan atau OTT. Sering menganggap wajahnya mirip Dude Herlino.
Novel Baswedan
Nama yang sudah tak asing dalam operasi penangkapan kasus suap dan OTT. Ia bahkan menjadi titik tembak serangan balik para koruptor di negeri ini. Novel harus menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura setelah disiram air keras. Kedua matanya terluka dan rusak permanen hingga kini.
Namanya sudah menjadi target sasaran sejak 10 tahun lalu, tepatnya pada Jumat, 5 Oktober 2012 sejumlah polisi datang ke kantor KPK hendak menangkapnya. Ini merupakan buntut dari pengungkapan dan penggeledahan Kantor Korps Lalu Lintas Polri pada Juli 2012.
Novel merupakan salah satu dari 28 penyidik yang beralih status menjadi pegawai KPK dan mundur dari Korps Kepolisian pada tahun itu. [tempo]