GELORA.CO - Perseteruan akademisi Ayang Utriza Yakin dengan politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik semakin memanas.
Rachland Nashidik mengancam akan melaporkan Ayang Utriza Yakin ke polisi karena menyebut SBY korupsi Hambalang Rp2,5 triliun.
Namun Rachland mengaku tidak akan buru-buru mempolisikan Ayang. Ia menunggu sampai rezim Jokowi berakhir.
Perseteruan Rachland vs Ayang bermula saat Ayang mempertanyakan korupsi Bank Century dan Hambalang yang diduga melibatkan SBY pada 11 Agustus 2021.
“YM. Bapak @SBYudhoyono mohon jelaskan ke rakyat NKRI soal korupsi Century Rp. 6,7 trilyun, korupsi Hambalang Rp. 2,5 trilyun, dll. Benarkah Bapak, Pak Budiono, Gub/Wagub BI, politisi Demokrat, dll. terlibat, agar tidak jadi fitnah?,” cuit Ayang melalui akun Twitter pribadinya, @Ayang_Utriza.
Rachland menananggapi cuitan Ayang. Ia menyebut tudingan Ayang cukup serius.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat ini meminta Ayang Utriza membuktikan tuduhannya.
Jika tidak, Rachland mengancam akan menempuh jalur hukum. Ia memberikan batas waktu selama 2 x 24 jam kepada Ayang untuk menunjukkan bukti SBY korupsi.
“Wah tuduhan ini sangat serius. Saya kader Demokrat. Tapi saya akan objektif. Saya minta Anda buktikan bahwa SBY korupsi. Silahkan buka. Beban pembuktian ada pada orang yang menuduh. Saya beri Anda 2 x 24 jam. Atau kami akan ambil langkah hukum,” tegas Rachland melalui akun Twitter pribadinya, @rachlannashidik.
Ayang dan Rachland pun larut dalam perdebatan panas hingga melebar ke masalah kepribadian, moral, agama dan pendidikan.
Rachland menyebut tidak masalah jika Ayang ingin mencalonkan diri sebagai presiden. Namun dia harus bisa membuktikan tuduhannya yang menyebut SBY korupsi.
“Anda mau jadi Presiden? Well, Anda berhak punya cita-cita. Anda cuma perlu memaparkan dalam 2 x 24 jam bahwa tudingan Anda pada Pak SBY memiliki bukti, agar publik tahu Anda pantas, bukan sebangsa megaloman,” jelas Rachland.
Ayang Merasa Difitnah
Ayang Utriza Yakin merasa tersinggung dengan kata ‘megaloman’ yang disebutkan Rachland dalam cuitannya.
Megalomania artinya salah satu gejala gangguan jiwa yang ditandai dengan fantasi hebat atau perilaku gaya hebat tetapi realitanya tidak benar. Orang dengan megalomania juga merasa ingin dipuja dan mengalami gangguan empati.
“Ya salam 1000x, skrg Bapak @rachlannashidik tuduh saya “MEGALOMAN!” Ini FITNAH! Waktu kecil, saya mau jadi “SUPERMAN” sih Pak,” balas Ayang.
“Bapak, rakyat jelata spt saya cuma mau bisa kerja, makan-minum enak, hidup damai-bahagia, tidak macam-2! Bapak sj politisi yg banyak macamnya!,” tambah intelektual muslim Indonesia jebolan S3 Prancis ini.
Dosen Institut Ilmu Politik Sciences-Po Bordeuax, Prancis ini berharap jika kelak menjadi presiden, dia bisa menjadi presiden yang amanah, tidak seperti SBY.
“Doakan ya Bapak agar saya pintar, benar, & jujur. Semoga jika sy jadi Presiden, sy amanah, tidak spt Bapak @SBYudhoyono,” tandas Ayang.[pojoksatu]