Viral Ratusan Orang Jemput Jenazah Pasien Covid-19 di RSUD Mataram, Siapa Tokoh yang Meninggal?

Viral Ratusan Orang Jemput Jenazah Pasien Covid-19 di RSUD Mataram, Siapa Tokoh yang Meninggal?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Beredar video viral yang memperlihatkan ratusan warga menggeruduk RSUD Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menjemput paksa jenazah pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Massa yang terekam terlihat tak terima pasisen dinyatakan meninggal dalam kondisi positif Covid-19.

Dilansir TribunWow.com, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (31/7/2021) pukul 01.00 WITA dini hari.

Sebagian massa ramai-ramai meringsek masuk ke RSUD dan mengambil paksa jenazah.

Sementara massa yang lain menunggu ramai di halaman rumah sakit.

Video massa tersebut di antaranya diunggah di akun Instagram @lombokinfo.

Ratusan warga tersebut diketahui berasal dari wilayah Sekarbela, Kota Mataram, NTB.

Terlihat warga langsung meringsek masuk ke ruang IDG dan ICU rumah sakit, menjemput jenazah warga mereka yang meninggal dunia dalam perawatan.

Dikutip dari Kompas.com, Warga berupaya membawa pulang jenazah berinisial HF (74), yang diyakini tidak positif Covid-19.

Kejadian tersebut dibenarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) RSUD Kota Mataram, Lalu Martawang.

Pihak rumah sakit menyayangkan adanya insiden pengambilan paksa jenazah tersebut.

"Tentu kami sangat menyayangkan peristiwa tersebut terjadi, kami sudah satu setengah tahun lebih menghadapi pandemi Covid-19 ini dan kita sama-sama ketahui bahwa varian delta sangat sangat membahayakan," kata Martawang, Sabtu (31/7/2021).

"Maka, RSUD semakin meningkatkan kewaspadaan melalui penerapan SOP yang lebih ketat lagi untuk memastikan tidak terjadi penyebaran."

Martawang menegaskan, pihak rumah sakit menangani pasien sesuai SOP.

Pihaknya membenarkan, pasien semestinya memang harus dipulasarakan sesuai protokol lantaran terkonfirmasi positif Covid-19.

"Kami menangani pasien sesuai SOP standar khusus pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, dipastikan ditangani sesuai SOP penanganan pasien positif Covid-19," kata Martawang.

Dalam rekaman CCTV terlihat warga meringsek masuk dan mencari keberadaan jenazah HF.

Terdengar sejumlah petugas meminta rekannya mengontak aparat kepolisian.

Situasi mencekam terasa tatkala jenzah tampak berhasil dibawa oleh warga keluar dari ruang ICU.

Sosok Pasien

Kapolres Kota Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi menjelaskan secara lengkap apa yang terjadi di RSUD Kota Mataram, saat ratusan warga memadati halaman depan ruang IGD, Sabtu (31/7/2021) dini hari.

Menurutnya, hal tersebut merupakan kesalahpahaman antara warga dan pihak RSUD Kota Mataram, namun semua bisa dikendalikan.

Korban HF diketahui merupakan tokoh agama setempat yang cukup terkemuka.

"Pukul 12 malam, ada berita masyarakat warga Sekarbela, Kota Mataram berada di rumah sakit, tujuannya adalah ingin melihat jenazah salah seorang tokoh agama, TGH Faturrahman (74) yang meninggal dunia, pada Jumat (30/7/2021) malam.

"Memang awal mulanya kenapa terjadi kesalahpahaman, anaknya (anak Faturrahman/HF) yang juga dokter di RSUD Kota Mataram, meminta tes cepat Molakuler (TCM), memastikan harus menunggu hasilnya yang cukup lama, tidak bisa cepat," kata Heri.

Lama menunggu hasil TCM, karena tes ini membutuhkan waktu dua jam, warga yang tak sabar bergerak sendiri menuju rumah sakit meminta jenazah dibawa pulang.

Polisi Sebut Bukan Penjemputan Paksa

Aparat Kepolisian dan tokoh setempat harus turun tangan dan berupaya menenangkan warga.

Bahkan Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahma ikut menenangkan warga, meminta warga menyerahkan pada tim medis.

"Karena situasi tidak memungkinkan maka pihak rumah sakit mengantar jenazah ke kediaman almarhum Sabtu dini hari tadi," ujar Heri.

Kapolres menegaskan bahwa insiden tersebut bukan penjemputan paksa.

"Jadi di sini saya tekankan tidak ada penjemputan paksa, yang ada adalah pengantaran oleh masyarakat tehadap jenazah yang merupakan tuan guru atau tokoh agama, memang ramai karena kecintaan masyarakat pada tokohnya," kata Kapolres meluruskan.

Pengantaran jenazah, menurut dia, tetap mengunakan protokol kesehatan, yang mengantarkan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap, 10 APD disiapkan juga untuk keluarga almarhum.

"Jadi jenazah kami antar ke rumahnya di wilayah Sekarbela dikawal aparat keamanan dan ambulans dari rumah sakit, bukan dibawa oleh warga tapi kami antar ke sana," kata Kapolres.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita