GELORA.CO - Eks Sekretaris BUMN Said Didu membeberkan alasan dirinya dipecat dari jabatannya. Hal ini disampaikan oleh Said Didu pada acara di ‘Saatnya Perempuan Bicara’ yang diunggah di kanal Youtube tvOne.
Ia mengatakan bahwa sejak dirinya bekerja di BUMN, ia sangat aktif dalam mengkritisi sejumlah kontraktor-kontraktor.
“Saya sejak di dalam juga selalu protes, saya protes, itu ada kontraktor yang menurut saya sudah terlalu lama, dan orang dekat kekuasaan,” ujar Said Didu, dikutip terkini.id, Selasa 6 Juli 2021.
Said Didu juga mengatakan bahwa dirinya sempat menolak proyek dari seorang kontraktor yang bernilai triliunan rupiah.
“Terus ada proyek sangat besar yang di-mark up triliunan, saya marah dan saya mencoret, dan saya menolak, saya tidak menandatangani,” lanjutnya.
Ia kemudian mengatakan bahwa dirinya tak sejalan dengan beberapa pihak yang ada di kantornya dulu yang disebutnya perampok.
“Nah itu pilihan, dan saya dikatakan tidak sejalan. Ya pasti saya tidak sejalan orang yang mau merampok,” kata Said Didu.
Ia lalu mengatakan bahwa dirinya memiliki prinsip yang ditanamkan pada dirinya sendiri yakni ‘lebih baik bersuara mengatakan kebenaran meskipun pahit, daripada hanya bungkam dan tidak berbuat apa-apa’.
“Saat itu dengan istri saya, dengan anak saya, saya menyatakan saya ingin menjadi manusia merdeka, dan saya akan melepaskan semua jabatan saya untuk menjadi menyuarakan suara rakyat walaupun saya kehilangan pendapatan, Rp250 sampai Rp300 juta per bulan,” tutur Said Didu.
Meskipun pendapatannya yang tembus ratusan juta tersebut dilepasnya, ia meyakini bahwa dirinya tak akan mau menjadi sosok yang munafik.
“Saya tidak bisa bermain abu-abu, jadi kalau saya masih menerima penghasilan, terus saya masih mengkritik, itu kan sama saja dengan munafik. Saya tidak mau munafik,” pungkasnya. (*)