GELORA.CO - Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan banyak orang tidak puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani wabah pandemi Covid-19. Survei itu dilakukan setelah lebih dari satu tahun wabah Covid-19 melanda Indonesia.
“Sekitar 37,1 persen tidak puas,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam keterangannya, Minggu (18/7).
Sementara itu 59,6 persen merasa sangat atau cukup puas dengan kerja Presiden Joko Widodo dalam menangani wabah virus korona (Covid-19). “Mayoritas puas terhadap kinerja Presiden dalam menangani wabah Covid-19. Namun, kepuasan tersebut mengalami penurunan dalam enam bulan terakhir,” ucap Djayadi.
Djayadi menuturkan, sebagian besar responden pada banyak kategori cenderung puas dengan kinerja presiden seperti usia kurang dari 21 tahun, 52,7 persen merasa sangat puas. Sedangkan 43,4 persen merasa tidak puas.
Sementara itu, usia 22-25 tahun sebanyak 61,5 persen merasa sangat puas. Sedangkan 36,9 persen merasa tidak puas. “Kepuasan tampak cukup rendah pada responden laki-laki, pemilih pemula, etnis Bugis, Sunda, Minang, kemudian Madura, pendidikan SLTP dan kuliah, pekerja kerah putih, pendapatn menengah, serta responden di perkotaan, dan di DKI, Jabar, Jateng, dan Sulawesi,” papar Djayadi.
Kemudian 43 persen, merasa cukup atau sangat percaya bahwa pemerintahan Joko Widodo bisa bekerja secara baik dalam mengatasi masalah wabah Covid-19. “Sementara 32 persen menjawab biasa saja, dan 22,6 persen sangat atau tidak percaya,” ujar Djayadi.
Lembaga Survei Indonesia telah mengadakan survei nasional menggunakan telpon pada 20–25 Juni, 2021 lalu. Dalam situasi pembatasan sosial yang luas diterapkan di hampir seluruh wilayah Indonesia, lanjut Djayadi, sulit untuk mengetahui secara cepat dinamika persepsi publik atas isu-isu mutakhir dengan mengandalkan survei tatap muka langsung dengan responden.
“Oleh karena itu, survei menggunakan kontak telepon kepada responden adalah cara yang paling mungkin dilakukan. Sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021,” papar Djayadi.
Terlebih sebanyak 296.982 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Indonesia, pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang tiga tahun terakhir. Secara rata-rata, sekitar 71 persen di antaranya memiliki nomor telepon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 7.477 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.
“Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan margin of error atau MoE sekitar kurang lebih 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsiona,” ujarnya. [jawapos]