GELORA.CO - Aksi "Jokowi End Game" yang hanya ramai di media sosial disinyalir sengaja didesain oleh orang dalam pemerintahan untuk mengaborsi gerakan rakyat.
Demikian disampaikan pelopor Gerakan Manusia Merdeka, Muhammad Said Didu dalam zoominari Kebijakan Publik Narasi Insittute, Jumat (30/7).
Zoominar ini turut dihadiri sejumlah aktivis dan tokoh, di antaranya Penasehat Relawan Jokowi-Prabowo, Muhammad Qodari; Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi; mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier serta beberapa lainnya.
Menurut Said Didu, gerakan "Jokowi End Game" diduga berkaitan dengan buruknya kerja pemerintah pusat menangani pandemi. Gerakan yang ramai di media sosial tapi nihil di lapangan itu seperti sengaja didesain untuk menekan para pengkritik.
"Aksi 'Jokowi End Game' tersebut didalangi oleh suruhan dalam agar dapat mengabsorsi kekecewaan publik dan insinuasi terhadap tokoh yang kritik penanganan Covid-19 saat ini," jelas Said Didu.
Belum lagi soal respons pemerintah yang terlihat terlalu berlebihan. Padahal, demo adalah gerakan sah dan dilindungi undang-undang.
"Betapa menunjukkan kebodohan pengelolaan negara, demo itu ada prosedurnya tapi di lapangan tidak ada prosesnya, ini seperti ingin pengalihan isu. Ini seperti halusinasi. Saya melihat ini ada permainan di dalam," urai Said Didu.
Nihilnya aksi "Jokowi End Game" di lapangan juga terkesan ingin menakut-takuti rakyat untuk bersikap kritis.
"Demo itu legal, yang dilarang adalah melanggar prokes. Punya niat demo yang legal saja orang saat ini ditakut-takuti. Ini adalah hal yang sangat berbahaya ke depannya," tutupnya. [rmol]