GELORA.CO - Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilengserkan karena ada manuver dari kelompok poros tengah yang tidak senang dengan kepemimpinannya.
Begitu dikatakan Menko Ekuin kabinet Gus Dur, Rizal Ramli dalam dialog bertajuk "20 Tahun Pemakzulan Gus Dur, Siapa Sang Dalang?" yang disiarkan langsung di akun YouTube Refly Harun, Kamis (22/7).
"Diakui tidak diakui, kelompok garis tengah yang tidak happy sama Gus Dur pengen ganti Gus Dur. Golkar juga pengen," ujar Rizal Ramli dikutip Kantor Berita Politik RMOL.
Dalam suasana politik yang sudah ramai, Gus Dur kemudian memanggil tujuh menteri ke Istana. Menteri-menteri yang dikenal dengan Tim 7 ini dipimpin Menko Polhukam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"(Pada pertemuan itu) Gus Dur bilang, 'kalau terjadi voting di MPR, kita menanglah'," cerita Rizal.
Mendengar hal tersebut, RR, sapaan Rizal Ramli berharap kepada SBY sebagai Menko Polhukam untuk menjelaskan peta politik di DPR RI kepada Gus Dur.
"Tapi saya enggak ngerti Pak SBY saat itu diam saja, akhirnya saya yang ngomong," tuturnya.
Kepada Gus Dur, RR menjelaskan bahwa bila terjadi voting di DPR, maka Gus Dur akan kalah. Sebab peta politik di DPR tidak seperti apa yang diperkirakan Gus Dur.
Mendengar penjelasan tersebut, Gus Dur sempat marah kepada RR lantaran sebelumnya, ada sejumlah pihak yang mengaku dari partai politik telah memberikan dukungan kepadanya. Para parpol tersebut di antaranya PAN, Golkar, dan PPP.
Namun RR kembali meyakinkan kepada Gus Dur bahwa yang menghadap kepadanya bukanlah utusan resmi dari parpol, melainkan hanya broker dan bukan pemegang keputusan pada partai politik.
"Gus Dur marah sama saya, 'Rizal kamu itu anak muda baru belajar, saya jam terbangnya lebih banyak'. Saya akhirnya diam, sebagai anak buah, saya memberikan Gus Dur peta yang sebenarnya, its up to you, you are the leader," RR menjawab pertanyaan Gus Dur.
Selain RR, pembicara lain dalam dialog itu ada Bachtiar Chamsyah selaku Ketua Pansus Buloggate DPR yang dianggap pencetus pelengseran Gus Dur.
Selanjutnya, ada Fuad Bawazier, M.S. Kaban, Eep Saefulloh Fatah, dan Jurubicara Gus Dur Adhie Massardi serta wartawan senior Teguh Santosa.(RMOL)