GELORA.CO - Seorang pria yang dituduh sebagai pelaku percobaan pembunuhan terhadap Presiden sementara Mali, Assimi Goita, tewas di dalam tahanan. Hal itu diungkap oleh pemerintah setempat.
Tersangka yang belum diketahui identitasnya itu telah ditahan menyusul upaya pembunuhan Assimi Goita, setelah Salat Idul Adha di Masjid Agung Bamako pada hari Selasa (20/7) waktu setempat. Kesehatan pria itu disebut terus memburuk usai ditangkap dan dilakukan penahanan.
"Setelah ditahan, kesehatannya memburuk dan dia kemudian dirawat di rumah sakit. Tetapi sayangnya, dia telah meninggal," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP, Senin (26/7/2021).
Seperti diketahui, Presiden Goita diserang oleh orang tak dikenal usai melaksanakan salat Idul Adha di sebuah masjid di Bamako. Goita selamat dari upaya pembunuhan tersebut.
Dilansir dari AFP, penyerang menghunuskan pisau ke arah Goita beberapa saat setelah Salat Idul Adha selesai pada Selasa (20/7) waktu setempat. Pelaku berlari ke arah presiden usai imam masjid mengarahkan jamaah ke luar masjid untuk melihat proses penyembelihan hewan kurban.
Namun, penyerangan itu berhasil digagalkan oleh pasukan keamanan presiden. Terlihat sejumlah bercak darah di sekitar lokasi penyerangan. Tidak jelas, darah tersebut berasal dari siapa.
Goita kemudian diamankan oleh pasukan keamanan. Setelahnya, Goita memberikan pernyataan bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja.
"Itu (penyerangan) bagian dari (risiko) menjadi seorang pemimpin, selalu ada ketidakpuasan," ujar Goita dilansir dari AFP, Selasa (21/7).
"Ada seseorang yang sewaktu-waktu mungkin ingin mencoba hal-hal yang menyebabkan ketidakstabilan," lanjutnya.
Menteri Agama Mamadou Kone, yang berada di lokasi penyerangan, mengatakan kepada AFP bahwa pria yang berupaya menusuk Goita telah ditangkap.
Direktur masjid, Latus Toure, mengatakan penyerang tak berhasil melukai presiden namun diketahui melukai jamaah lain. Pasukan keamanan yang enggan disebut namanya mengatakan 2 orang ditangkap dari kasus penyerangan itu.
Kepala Distrik Polisi Bamako, Sadio Tomoda, mengatakan kepada AFP bahwa pelaku utama penyerangan merupakan seorang 'guru'. Namun ia tak menjelaskan lebih rinci soal 'guru' yang dimaksud.
Lalu, pelaku lainnya yang ditangkap adalah seorang anggota pasukan khusus bersenjatakan pistol.(detik)