GELORA.CO - Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, berpesan kepada Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar bersikap Presiden ke-3 B.J Habibie saat mengkritik. Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, menyebut SBY bukan Habibie sehingga tidak perlu menjadi seperti Habibie.
"Pak SBY bukan Pak Habibie dan nggak perlu 'di-Habibie-kan'. Toh Pak SBY selama ini juga tetap menjaga kesantunan dalam berpolitik," kata Jazilul saat dihubungi, Selasa (27/7/2021).
Jazilul menyebut seharusnya Luhut dan SBY saling mengedepankan persaudaraan di tengah kondisi pandemi COVID-19. Menurutnya, kedua Jenderal purnawirawan ini saling membesarkan satu sama lain.
"Hemat kami, kedepankan semangat persaudaraan dan keteladanan dalam bingkai nilai Pancasila, apalagi di saat yang serba sulit akibat COVID-19 seperti ini. Orang besar saling membesarkan, bukan mengecilkan," ucapnya.
Jazilul meminta semua pihak tidak membesar-besarkan pernyataan Luhut. Dia mengingatkan semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
"Nggak usah dibikin heboh. Toh, Kita semua maklum Pak SBY dan Pak Luhut, sama-sama Jenderal yang memiliki segudang prestasi, meskipun beda gaya, watak dan perjalanan kariernya. Namun keduanya pasti juga tidak sempurna, memiliki kekurangan dan kelebihan. Tentu agar saling menutupi kekurangan yang ada, kami berharap keduanya saling memahami keadaan masing-masing, kami yakin keduanya tiada henti berusaha untuk kemajuan bangsanya," ujarnya.
Pesan Luhut Agar SBY Seperti Habibie
Luhut sempat menceritakan pesannya kepada SBY terkait kritik saat acara Kick Andy Double Check. Luhut sempat menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan saat itu.
Kemudian, muncul pertanyaan yang menyangkut pesan SBY beberapa tahun lalu kepada Luhut soal jangan main ancam-mengancam. Andy bertanya apakah Luhut memang temperamental.
"Nggak temperamental, memang gayanya orang Batak gitu," kata Luhut seperti dikutip dari YouTube Kick Andy Show, Selasa (27/7).
Luhut diminta lagi tanggapannya soal anggapan menggunakan ancaman dalam pernyataan-pernyataannya. Luhut mengaku tidak terganggu oleh anggapan itu sembari menceritakan sikapnya kepada anak buahnya.
Andy lantas mengungkit status SBY sebagai junior Luhut di militer. Luhut kemudian ditanya etika junior mengkritik senior. Luhut mengaku menghormati sikap SBY karena status sebagai presiden ke-6 RI.
"Saya nggak keberatan. Saya bilang sama Pak Bambang, ya oke-oke ajalah, hak-hak beliaulah. Tapi semua hanya titip saja pada pemimpin-pemimpin yang sudah selesai eranya, lebih bagus seperti Pak Habibie-lah, semua duduk manis, datang sekali mengkritik," ujar Luhut.
"Nggak perlulah kita merasa bahwa yang berkuasa sekarang ini di bawah kita. Mungkin saja bapak A, bapak B itu lebih pintar. Tapi sekarang yang berkuasa ini ya sudah," katanya sembari menegaskan dirinya tidak dalam posisi menyerang balik SBY.
Tanggapan Demokrat
Demokrat telah buka suara soal ucapan Luhut tersebut. Demokrat menyebut pernyataan SBY kepada Luhut yang meminta jangan main ancam disampaikan dalam rangka mengingatkan Luhut.
"Konteks Bapak SBY berbicara itu di awal tahun 2018. Intinya, ketika itu mengingatkan kalau kekuasaan yang dimiliki bukanlah untuk menakut-nakuti masyarakat. Sebaliknya, SBY meminta pemerintah dapat bekerja sama dengan masyarakat secara baik. Apabila terdapat suatu kekeliruan dari masyarakat saat mengkritik pemerintah, seharusnya menurut SBY, pemerintah harus mengayomi masyarakat secara baik," ujar Kabakomstra Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat dikonfirmasi, Selasa (27/7). [detik]