GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md mengatakan harta dan jabatan kini seolah-olah tak ada gunanya. Menurut Mahfud, warga yang terpapar COVID-19 dari semua kalangan tetap harus antre masuk rumah sakit.
"Nah sekarang saudara, harta, jabatan, dan sebagainya ndak ada gunanya. Karena sekarang sudah pada antre di RS, nggak dapat tempat. (Yang) hartanya banyak, yang mau bayar paling mahal sudah nggak bisa, ini sudah ditepati begitu banyak orang di RS," kata Mahfud Md dalam acara Silaturahmi Virtual Menko Polhukam Dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes, dan Pimpinan Agama se-Jawa Barat, Minggu (25/7/2021).
Mahfud memaparkan selama pandemi COVID-19, lebih dari 80 juta warga meninggal dunia akibat COVID-19. Bahkan mereka yang meninggal selain dari masyarakat berasal dari kalangan tokoh agama hingga pejabat.
Mahfud juga mengungkap jika dulu penanganan COVID-19 berfokus mengajak warga untuk mau di-tracing dan mau diobati, kini masyarakat justru banyak yang masuk ke RS. Selain itu, akses pengobatan ke luar negeri sulit diakses.
"Banyak uang ke luar negeri nggak bisa berobat juga ke luar negeri. Kalau dulu orang punya uang bisa mau ke Jerman, Singapura sekarang nggak bisa. Di sana tutup, di sini penuh," jelasnya.
Mahfud menyebut akses mendapatkan obat-obatan COVID maupun alat pelindung diri (APD) di Indonesia sudah memadai. Namun dia meminta peran serta para ulama dan tokoh agama untuk menyadarkan masyarakat pentingnya mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
"Dalam situasi pandemi di mana kita menghadapi tantangan yang cukup berat bahkan cukup lama dalam membangun kesadaran umat dan masyarakat sangat dibutuhkan. Maka peran ulama, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan sebagainya sangat diperlukan," ujarnya.
"Sekarang pemerintah menyediakan berbagai jenis obat, APD. Tinggal kita bangun kesadaran masyarakat mari ikuti protokol kesehatan ini. Pemerintah akan terus lengkapi obat-obatan vaksin dan sebagainya. Itu langkah di bidang kesehatan," sambung Mahfud. [detik]