Mahfud Md Singgung Kontroversi COVID Tentara Allah-Konspirasi Global

Mahfud Md Singgung Kontroversi COVID Tentara Allah-Konspirasi Global

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md berbicara soal kontroversi COVID-19, dari COVID-19 tentara Allah hingga ciptaan Amerika-China. 

Mahfud menegaskan virus Corona dapat menjangkiti siapapun tanpa pandang bulu.

"Saudara, dulu ada kontroversi bener nggak sih ada COVID ini, ada yang bilang ini ciptaan Amerika, ciptaan Cina ini konspirasi global. Ada juga yang bilang kalau rajin berwudu, rajin salat nggak kena. Ini hanya tentara Allah yang dikirim untuk membunuh orang kafir," kata Mahfud dalam acara 'Silaturahmi Virtual Menko Polhukam Dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes dan Pimpinan Agama se-Jawa Barat', Minggu (25/7/2021).

Mahfud menyebut ulama dan tokoh agama panutan banyak yang kena virus Corona. Mahfud menegaskan COVID bukan konspirasi.


"Ulama kita banyak juga yang rajin salat, yang tidak kita ragukan kesuciannya badannya selalu menjaga wudu terkena COVID-19. Saya mengambil contoh almarhum Kiai Ali Jaber, sangat dekat dengan saya. Itu siapa yang meragukan wudunya? Puasa rajin, salat rajin, dakwah siang-malam dan beliau percaya COVID itu ada dan pakai masker, kena juga," katanya

"Mari kita melihat sebagai fakta. Namun itu bukan konspirasi dari satu agama ke agama tertentu, karena semua agama kena. Bukan soal orang rajin ibadah atau tidak," ujar Mahfud.

aliran Jabariyah. Yang satu dikatakan kalau sudah diciptakan oleh Allah, ya sudah mati karena COVID nggak apa-apa. Tapi ada yang bilang, sesuai hadis nabi dan dalil-dalil di Al-Qur'an, kita harus menjaga kemaslahatan dan menghindari kemudaratan dan menghindari kesadaran di dalam kehidupan kita. Itu kita wajib usaha melakukan perang sama-sama terhadap COVID ini," ujar Mahfud

"Aliran Qadariyah Jabariyah tidak penting, kita lihat fakta mari kita bangun kebersamaan. Karena COVID solusinya dua, satu kalau sakit diobati. Tapi kunci untuk mencegah hanya 2, satu vaksin, itu pendapat seluruh dunia," katanya.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita